Related Articles
Lingkar Post – DKI Jakarta – Pengamat sepak bola Sapto Haryo Rajasa tetap memperlihatkan memperlihatkan mengacungi jempol pada kinerja ahli timnas Indonesia U-17 Bima Sakti meskipun gagal mengakibatkan lebih besar lanjut jarak terpencil Garuda Muda di dalam pada Piala Global U-17 2023 Indonesia.
Dalam diskusi Wadah Merdeka Barat 9 (FMB9) yang digunakan yang dimaksud mengangkat tema ‘Momentum Regenerasi Sepak Bola Indonesia’ di area tempat Jakarta, Senin, pria yang mana dimaksud akrab disapa Haryo itu mengapresiasi racikan strategi Bima Sakti yang tersebut mampu meraih dua poin dari tiga laga penyisihan grup pada area sedang persiapan Garuda Muda yang digunakan sangat singkat.
Dua poin yang mana dimaksud diraih timnas U-17 didapat ketika menahan imbang 1-1 pasukan kuat Ekuador U-17 juga juga bermain mirip kuat 1-1 dengan Panama U-17. Sementara satu laga sisanya berakhir dengan kekalahan 1-3 dari Maroko U-17.
“Di awal kita berpikir kita akan kalah bahkan jadi bulan-bulanan di area artian regu lain sangat lebih tinggi lanjut siap dari kita. Tapi ternyata ini tidaklah terjadi. Jadi saya masih acungi jempol terhadap coach Bima yang pada waktu singkat dapat mengakibatkan pasukan ini mendapat dua poin ini di dalam area fase grup, kendati akhirnya gagal lolos ke 16 besar,” ucap Haryo.
Tanpa adanya kompetisi usia muda lalu semata-mata sekali memanfaatkan partisipasi di Piala Bumi U-17 melalui status tuan rumah, Bima melakukan persiapan singkat kurang tambahan empat bulan dengan memanfaatkan mayoritas atlet binaannya sewaktu menjuarai Piala AFF U-16 2022, menggunakan dua pemain diaspora, melakukan seleksi pemain dari 12 kota, hingga melakukan pemusatan latihan selama satu bulan dalam tempat Jerman.
Menurut Haryo, beberapa yang dimaksud digunakan dijalankan Bima untuk persiapan regu menuju Piala Planet U-17 patut mendapatkan sanjungan akibat pria kelahiran Balikpapan itu telah terjadi lama menciptakan Garuda Muda menampilkan permainan sebaik kemungkinan besar di dalam tempat kejuaraan dunia dua tahunan itu meskipun tentunya masih berbagai catatan yang dimaksud mana perlu dibenahi.
“Kita tidaklah ada punya kompetisi, tak ada lolos kualifikasi, dimana tim-tim lain lolosnya lewat kualifikasi. Artinya dia telah ada punya wadah berjuang untuk lolos. Mereka telah dilakukan bermain bersama-sama, sementara kita bukanlah regu yang digunakan mana seperti itu,” kata Haryo.
“Di beberapa kota kita ambil beberapa pemain, kita mencoba scouting pada beberapa kota, persiapan juga di dalam di Jerman selama satu bulan penuh. Tapi itu tak level kompetisi dimana level kompetisi itu yang digunakan akan membentuk kita menuju turnamen,” tambahnya.
“Kita dapat mengimbangi Ekuador itu suatu hal yang dimaksud menurut saya sangat terpencil di tempat area berhadapan dengan ekspektasi kendati dari permainan masih banyak yang tersebut harus dibenahi. Dari segi teknik, decision making masih kurang sekali. Tapi secara overall saya puas, dua poin berjauhan dari ekspektasi kita,” imbuhnya.
Lebih lanjut, dengan selesainya petualangan Indonesia di Piala Planet U-17, Haryo menggaris bawahi bahwa induk sepak bola Indonesia, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) harus dapat memanfaatkan kesempatan menjadi tuan rumah kejuaraan dunia antar pesepak bola muda itu sebaik-baiknya untuk masa depan sepak bola Merah Putih ke depannya.
“Tapi paling gak apa yang tersebut dimaksud mampu kita ambil nih, kita sudah ada ada dapat dua poin, kita sudah ada ada dapat atmosfir Piala Dunia. Ke depannya kita mau apakan pasukan ini, kemungkinan besar hanya itu yang dimaksud mana jadi pertanyaannya,” tutupnya.
