Ahli ungkap prospek pemanfaatan fitofarmaka pada pada Indonesia

Ahli ungkap prospek pemanfaatan fitofarmaka di dalam Indonesia

Lingkar Post – DKI Jakarta – Pemanfaatan fitofarmaka atau sediaan obat komponen alam yang digunakan digunakan telah dibuktikan keamanan lalu khasiatnya secara ilmiah, miliki prospek sangat signifikan oleh sebab itu Indonesia mempunyai keanekaragaman hayati lalu kearifan lokal dengan beberapa orang pengaplikasian flora obat di tempat pada masyarakat.

Hal yang mana dimaksud diungkapkan Kepala Instalasi Farmasi RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, Dr. apt. Rina Mutiara, M.Pharm pada diskusi bertajuk "Forum Hilirisasi Fitofarmaka – Optimalisasi Pemakaian Fitofarmaka di area Pelayanan Kesehatan" yang mana dimaksud diakses secara daring, Senin.

Baca Juga  "Khasiat Temulawak untuk Atasi GTM pada Anak, Dokter Beri Rekomendasi"

Menurut Rina, pengembangan fitofarmaka penting untuk meningkatkan pemakaian obat-obat tradisional atau obat substansi alam melalui pendekatan evidence-base medicine agar dapat meningkatkan keberterimaan klinisi juga masyarakat. Ia juga menandaskan terbukanya prospek pemanfaatan fitofarmaka pada rumah sakit oleh sebab itu sumber substansi alam juga ketersediaan lokal.

"Wilayah Indonesia kaya tumbuhan obat yang digunakan banyak digunakan pada fitofarmaka. Prospek ini bisa saja jadi dimanfaatkan untuk mengembangkan fitofarmaka dengan unsur baku lokal yang mana mana melimpah. Selain itu, obat dapat lebih banyak besar mudah ditemukan kemudian diakses, meningkatkan ketersediaan obat, kemudian juga membantu menghurangi ketergantungan pada unsur kimia sintetis," papar Rina.

Baca Juga  Sebanyak 80 persen penduduk dunia gunakan obat herbal tradisional

Selain itu, melalui uji pra-klinik dan juga juga uji klinik beberapa fitofarmaka telah terjadi dilaksanakan terbukti miliki prospek keefektifan dalam penyembuhan berbagai kondisi kesehatan. Rina menyatakan bahwa penyelenggaraan fitofarmaka dapat menjadi alternatif atau pelengkap terhadap obat-obatan konvensional. Fitofarmaka, juga miliki kecenderungan efek samping yang tersebut dimaksud tambahan lanjut sedikit dibandingkan obat-obatan sintetis sehingga meningkatkan toleransi pasien terhadap pengobatan.

Lebih lanjut Rina memaparkan pada hal pengembangan berkelanjutan, fitofarmaka berperan pada pelestarian lingkungan akibat melibatkan pemanfaatan tumbuhan juga sumber daya alam yang digunakan digunakan berkelanjutan.

Baca Juga  Ahli: Jamu bukan sejenis dengan obat fitofarmaka

“Tren global minat rakyat terhadap penyembuhan alami dan juga ramah lingkungan juga memberikan prospek bagi fitofarmaka sebagai alternatif pengobatan,” kata Rina.

Meski begitu, beliau mencatatkan beberapa tantangan pada pengembangan fitofarmaka pada Indonesia baik dari segi regulasi, budaya, kemudian aspek lain. Rina menilai pada waktu ini perlu tambahan sebagian informasi tentang fitofarmaka yang yang dimaksud disebarkan secara masif ke khalayak luas. Selain itu, tenaga kemampuan fisik juga perlu mendapatkan edukasi yang digunakan yang disebutkan memadai untuk memahami pengaplikasian benar, dosis, juga prospek risiko pemanfaatan fitofarmaka.

Check Also

Dokter RSCM: Infeksi Pneumonia Mycoplasma Lebih Ringan Daripada wabah pandemi Covid-19

Dokter RSCM: Infeksi Pneumonia Mycoplasma Lebih Ringan Daripada wabah Covid-19

Lingkar Post – Publik diminta tidak ada perlu khawatir dengan adanya ancaman infeksi pneumonia mycoplasma …