Menkes Sebut Urbanisasi juga Perubahan Iklim Picu Tantangan Aspek Bidang Kesehatan Komunitas

Menkes Sebut Urbanisasi serta Perubahan Iklim Picu Kesulitan Aspek Kesehatan Komunitas

Lingkar Post – Menteri Kesejahteraan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan urbanisasi serta juga pembaharuan iklim menjadi tantangan besar bagi pemerintah kota. Karena, semakin sejumlah orang yang digunakan tinggal di dalam kota maka semakin besar pula permasalahan kebugaran yang dimaksud dihadapi masyarakat.

“Contohnya adalah Demam Berdarah Dengue (DBD), jumlah total perkara idealnya menurut WHO adalah dalam bawah 10 per 100 ribu penduduk. Indonesia baru dapat mencapai 28 per 100 ribu penduduk. Hanya ada satu kota yang dimaksud bisa saja di tempat bawah 10 per 100 ribu penduduk yaitu kota Yogyakarta. Ini adalah oleh sebab itu pemkot Yogya dibantu akademisi melakukan terobosan yaitu dengan melepas nyamuk baik untuk melawan nyamuk penyulut DBD,” ujar Budi Gunadi Sadikin pada keterangannya. 

Oleh sebab itu, butuh kolaborasi multipihak untuk mengatasi hal tersebut. Menteri Koordinator Sektor Pembangunan Manusia juga Kebudayaan Muhadjir Effendy menekankan, urusan kemampuan fisik tak cuma menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, tapi juga pemerintah derah atau dikenal sebagai pemerintahan konkuren.

Baca Juga  Bisa Hemat Uang Negara Mata Uang Rupiah 1,7 Triliun, Peneliti UI Rekomendasi Insulin Bisa Diberikan pada Puskesmas lalu Klinik

Urusan pemerintahan konkuren merupakan urusan pemerintahan yang tersebut dibagi antara pemerintah pusat, area provinsi, kemudian daerah. Menurut Muhadjir, pemerintah sangat memberikan perhatian terhadap hambatan kesehatan, yang tersebut tercermin pada alokasi anggaran di area sektor kesehatan.

Menteri Kesejahteraan Budi Gunadi Sadikin. (Dok. Istimewa)
Menteri Kesejahteraan Budi Gunadi Sadikin. (Dok. Istimewa)

“Indonesia harus dilihat dari kacamata yang dimaksud utuh. Bopeng-bopeng yang belum dapat layanan kondisi tubuh itu, harus segera ada pengiriman teknologi, termasuk artificial intelligence atau kecerdasan buatan,” kata Muhadjir.

Sebagai apresiasi terhadap upaya tersebut, 176 wilayah menerima penghargaan Swasti Saba Daerah Daerah Perkotaan Optimal juga juga Sanitasi Total Berbasis Publik (STBM) 2023. Penghargaan swasti saba merupakan penghargaan yang tersebut diberikan setiap dua tahun sekali oleh Kementerian Dalam Negeri serta Kementerian Bidang Kesehatan untuk kabupaten/kota yang berhasil menyelenggarakan inisiatif 9 tatanan yang tersebut menjadi domain di kegiatan Kabupaten/Kota Baik (KKS).

Penghargaan Sanitasi Total Berbasis Publik (STBM) merupakan kompetisi pengakuan terhadap keberhasilan tempat berhadapan dengan upaya percepatan pembaharuan perilaku rakyat hidup sehat dengan tak ada lagi praktik buang air besar sembarangan.

Baca Juga  Haruskah seseorang mengonsumsi suplemen magnesium? Ini kata pakar

Direktur Jenderal Pencegahan dan juga Pengendalian Penyakit Kementerian Bidang Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, acara penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi dan juga penghargaan terhadap masyarakat. Penyelenggaraan kabupaten/kota bertujuan untuk menggerakkan terwujudnya kondisi kabupaten/kota yang tersebut bersih, aman, nyaman serta sehat.

“Pemberian penghargaan tahun ini juga berbeda-beda seperti tahun-tahun sebelumnya. Kami melakukan penilaian terhadap sembilan tatanan kabupaten/kota sehat” kata Maxi pada acara Waktu senja Penganugerahan Tanda Penghargaan Swasti Saba Wilayah Pusat Kota Baik lalu STBM 2023 di dalam Jakarta, Selasa (28/11/2023) malam.

Ada enam tempat yang mana mendapatkan penghargaan kelompok pembina Daerah Daerah Perkotaan Optimal provinsi terbaik yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat serta DI Yogyakarta. Provinsi Sulawesi Selatan menerima penghargaan percepatan 100 persen stop buang air besar sembarangan.

Untuk kategori Swasti Saba Wistara, ada 27 kabupaten/kota yang dimaksud menerima penghargaan antara lain Pusat Kota Padang Panjang, Kota Sukabumi, Wilayah Madiun, Daerah Perkotaan Lamongan, Pusat Kota Denpasar, Pusat Kota Surabaya serta Wilayah Pare. Untuk kategori Swasti Saba Wiwerda, ada 34 kabupaten/kota yang menghadirkan pulang penghargaan antara lain Wilayah Kendari, Daerah Bau bau, Perkotaan Samarinda, Pusat Kota Tomohon dan juga Pusat Kota Malang. Untuk kategori Swasti Saba Padapa, ada 75 kabupaten/kota yang tersebut menerima penghargaan antara lain kota Ternate, Wilayah Bone, Pusat Kota Jayapura, Daerah Perkotaan Bitung dan juga Daerah Minahasa Selatan. Untuk kategori STBM Pratama, Daerah Perkotaan Surabaya, Daerah Wonosobo juga Pusat Kota Tangerang Selatan menjadi terbaik pertama, kedua dan juga ketiga. Untuk kategori STBM Madya, Perkotaan Malang, Wilayah Luwu Timur lalu Perkotaan Tangerang menjadi terbaik pertama, kedua kemudian ketiga. Untuk kategori STBM Paripurna, Daerah Perkotaan Madiun, Wilayah Sumbawa Barat juga Pusat Kota Mataram menjadi terbaik pertama, kedua lalu ketiga.

Baca Juga  Apa Itu Mycoplasma Pneumoniae? Penyebab Lonjakan Wabah Misterius di area China

Check Also

Dokter RSCM: Infeksi Pneumonia Mycoplasma Lebih Ringan Daripada wabah pandemi Covid-19

Dokter RSCM: Infeksi Pneumonia Mycoplasma Lebih Ringan Daripada wabah Covid-19

Lingkar Post – Publik diminta tidak ada perlu khawatir dengan adanya ancaman infeksi pneumonia mycoplasma …