Penanganan DBD dengan Nyamuk Wolbachia Lebih Hemat Rupiah 200 Juta Dibandingkan Fogging, Kok Bisa?

Penanganan DBD dengan Nyamuk Wolbachia Lebih Hemat Rupiah 200 Juta Dibandingkan Fogging, Kok Bisa?

Lingkar Post – Penyebaran nyamuk wolbachia sedang jadi strategi terkini untuk menangani infeksi dengue atau demam berdarah di tempat Indoensia. Penanganan itu dijalankan dengan menyebarkan nyamuk yang dimaksud di tempat wilayah dengan tindakan hukum DBD masih tinggi.

Direktur Jenderal Pencegahan juga Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu melakukan konfirmasi bahwa penyebaran nyamuk wolbachia aman akibat telah dilakukan melalui proses penelitian yang dimaksud panjang. Serta telah lama terbukti dapat menurunkan persoalan hukum DBD hingga 77 persen di tempat Yogyakarta selama dijalankan uji coba sejak 2016.

“Penerapan teknologi nyamuk ber-wolbachia sudah ada melalui kajian serta analisis risiko dengan melibatkan 25 peneliti top Indonesia, juga hasilnya bagus. Sudah diujicobakan di tempat Yogyakarta sekitar 5-6 tahun lalu dan juga hasilnya sangat menggembirakan” kata Maxi di konferensi pers virtual pada hari terakhir pekan (24/11/2023).

Baca Juga  Serba-serbi Nyamuk Wolbachia yang tersebut Bakal Disebar di tempat Denpasar, Solusi Atasi DBD

Hasil kajian kemudian efektivitas itu kemudian dikirim ke Badan Aspek Kesehatan Bumi (WHO) juga nyamuk wolbachia saat ini sudah direkomendasikan oleh WHO pada pengendalian DBD.

Ilustrasi nyamuk Wolbachia. (Unsplash/Syed Ali)
Ilustrasi nyamuk Wolbachia. (Unsplash/Syed Ali)

Selain efektif, pemakaian nyamuk wolbachia juga diklaim lebih banyak hemat hingga beratus-ratus jt rupiah dibandingkan cuma mengandalkan tindakan fogging.

Peneliti nyamuk wolbachia dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Adi Utarini mengungkapkan bahwa aktivitas fogging atau pengasapan di dalam Yogyakarta berkurang radikal sejak dijalankan penyebaran nyamuk wolbachia. Pengurangan fogging itu pada akhirnya memproduksi pengeluaran area jadi berkurang.

“Karena tingginya kasus, fogging yang dimaksud semula bisa jadi 200 kali pada tahun 2022, tapi pada masa kini hanya saja 9 kali tahun ini. Penghematannya bisa jadi sekitar 200-an juta, sehingga biayanya dapat di tempat realokasi untuk hal lain,” ungkap Prof Adi.

Baca Juga  Nyamuk Billa Gates Dinilai Dapat Sebabkan Pandemi Hingga Ubah Genetik Jadi LGBT, Prof Zubairi Djoerban Bagikan Faktanya

Penghematan lainnya juga terjadi akibat jumlah total pasien DBD yang digunakan rawat inap berkurang sampai 88 persen. Prof Adi mengatakan, hal yang dimaksud pada akhirnya juga berdampak terhadap pengaplikasian biaya BPJS.

Kasus DBD dalam Indonesia memang sebenarnya masih tinggi. Fakta Kemenkes pada 2023 tercatat ada 76.449 tindakan hukum DBD dengan 571 persoalan hukum kematian mulai dari Januari-November. Jumlah yang disebutkan sebenarnya telah terjadi turun melebihi tahun lalu. Tahun 2022, dilaporkan ada 143.300 dengan 1.236 kematian. Grup umur dengan kematian tertinggi pada rentang usia 5-14 tahun.

Baca Juga  Orang bisa jadi cegah "overthinking" dengan tidaklah terus fokus pada permasalahan

Nyamuk wolbachia diharapkan dapat jadi solusi pengurangan persoalan hukum DBD tersebut. Pada prinsipnya, cara yang disebutkan memanfaatkan bakteri alami wolbachia yang digunakan banyak ditemukan pada 60 persen serangga. Bakteri itu selanjutnya dimasukkan pada nyamuk aedes aegypti, hingga menetas dan juga menghasilkan kembali nyamuk aedes aegypti dengan wolbachia.

Nyamuk aedes aegypti yang digunakan telah terjadi terinfeksi wolbachia tidaklah dapat menularkan virus DBD terhadap manusia. Sebab, perkembangan virus dengue yang disebutkan telah lama dihambat oleh bakteri wolbachia.

Selain Yogyakarta juga Bantul, Kementerian Kesejahteraan berencana untuk memperluas area penyebaran nyamuk Wolbachia dalam lima kota di dalam Indonesia. Di antaranya, Ibukota Barat, Bandung, Semarang, Bontang, lalu Kupang.

Check Also

Dokter RSCM: Infeksi Pneumonia Mycoplasma Lebih Ringan Daripada wabah pandemi Covid-19

Dokter RSCM: Infeksi Pneumonia Mycoplasma Lebih Ringan Daripada wabah Covid-19

Lingkar Post – Publik diminta tidak ada perlu khawatir dengan adanya ancaman infeksi pneumonia mycoplasma …