Sejumlah Desa wisata Magetan dapat pendampingan dari LPPM ITB

Sejumlah Desa wisata Magetan dapat pendampingan dari LPPM ITB

Lingkar Post – Magetan – Sejumlah desa wisata pada area Wilayah Magetan, Jawa Timur mendapat pendampingan dari Lembaga Penelitian juga Pengabdian terhadap Publik (LPPM) Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Pusat Perencanaan dan juga Pengembangunan Kepariwisataan (P-P2Par) ITB agar lebih tinggi banyak meningkat kemudian maju.

Kepala Dinas Kesempatan Usaha Peluang Usaha Pariwisata lalu Kebudayaan (Disparbud) Magetan Joko Trihono pada keterangannya di Magetan, Hari Hari Sabtu menyatakan desa wisata yang digunakan yang disebutkan didampingi P-P2Par ITB merupakan beberapa orang desa wisata yang dimaksud yang disebutkan ada dalam tempat kawasan Gunung Blego-Bukit Bungkuk (B2).

"P-P2Par ITB intensif mendampingi desa wisata yang tersebut yang disebutkan ada di area di kawasan Gunung Blego-Bukit Bungkuk (B2), yakni Desa Ngunut, Trosono, Sayutan, kemudian Bungkuk," ujar Joko.

Menurut dia, pendampingan yang digunakan dimaksud sebagai upaya mengembangkan potensi wisata yang yang disebutkan dimiliki kemudian membantu proses percepatan perkembangan kawasan wisata di dalam area desa setempat.

Baca Juga  Saat Kuliah Rafael Alun Tipu Mulia Group, Kantongi Simbol Rupiah 2,5 M

Pihaknya berharap dengan adanya pendampingan tersebut, kelembagaan kelompok sadar wisata (pokdarwis) setempat dapat lebih banyak banyak mengembangkan desanya menjadi jujukan wisatawan ke Magetan.

Sementara, Tim Perencanaan dari P-P2Par ITB, Abadi Raksapati mengungkapkan pendampingan yang mana mana dilaksanakan lembaganya yang digunakan dimaksud bermula dari inisiatif para kepala desa pada kawasan B2 yang tersebut digunakan datang ke ITB juga ingin mengembangkan pariwisata pada kawasannya.

"Pendampingan telah lama dilaksanakan berlangsung selama dua tahun, yakni tahun 2021 juga 2022 juga didukung oleh Dinas Wisata lalu Kebudayaan (Disparbud) setempat," kata Abadi.

Adapun pendampingan diadakan melalui kegiatan pemberdayaan warga di tempat pengembangan pariwisata berkualitas atau "Quality Tourism" di area area Kawasan Gunung Blego-Bukit Bungkuk, Kecamatan Parang, Pusat Kota Magetan.

Pada tahun pertama, pihak ITB dengan segera melakukan studi lalu pemetaan pada di kawasan tersebut. Selanjutnya pada tahun kedua dilaksanakan inisiatif kegiatan yang mana dapat dieksekusi oleh pokdarwis desa setempat.

Baca Juga  PGE gaet Chevron juga Mudabala Energy menjajaki peluang panas bumi

"Bentuk eksekusinya adalah meningkatkan kelembagaan pada pokdarwis, memberikan wawasan terkait pengelolaan desa wisata, pembinaan 'home stay', pemanduan pariwisata, penyusunan paket wisata, juga lainya," kata Abadi.

Dalam kelembagaan, pokdarwis didampingi untuk memproduksi rencana kerja lalu menyusun paket wisata. Saat ini setiap desa sudah ada miliki paket wisata, tinggal bagaimana pokdarwis desa wisata setempat menjalankan kemudian juga mengembangkannya.

Ia menambahkan, P-P2Par ITB selama ini bekerja identik dengan Kementerian Desa pada percepatan pengembangan desa-desa dengan karakter 3T, pada antaranya terluar, tertinggal, juga terpencil.

"Tidak hanya sekali hanya untuk bidang pariwisata saja, selama ada keilmuannya dalam area ITB akan kita bantu," tambahnya.

Menurutnya, untuk menjadi desa wisata, modal utama yang tersebut mana dibutuhkan adalah kemauan dari masyarakatnya untuk bergerak juga kreatif. Sedangkan, kemungkinan alam, budaya, lalu daya tarik wisata lainnya, itu mengikuti.

Baca Juga  eksekutif Bakal Buka Kembali Ekspor Benih Lobster

"Kalau masyarakatnya semangat, apapun sanggup menjadi daya tarik. Apalagi di area pada kawasan B2, pemdes juga pemdanya juga terlibat menggalang aktivitas tersebut, juga bukan ada setiap wilayah melakukan itu," katanya.

Sebagai rangkaian kegiatan Quality Tourism, sebanyak 20 orang anggota Pokdarwis dari keempat desa wisata pada kawasan B2 yang tersebut disebutkan juga diajak untuk melakukan studi lapangan selama beberapa hari ke Desa Wisata Nglanggeran pada Daerah Gunung Kidul, Yogyakarta.

"Desa Nglanggeran merupakan salah satu desa wisata terbaik di dunia. Melalui studi lapangan tersebut, diharapkan teman-teman dari desa wisata B2 Jaya dapat sekadar mengambil pelajaran bagaimana menjalankan pariwisata yang yang disebutkan baik, dan juga bagaimana proses merek menjadi desa wisata yang dimaksud dimaksud diakui," katanya.

Check Also

eksekutif Bakal Buka Kembali Ekspor Benih Lobster

eksekutif Bakal Buka Kembali Ekspor Benih Lobster

Lingkar Post – JAKARTA – Menteri Kelautan serta Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono akan kembali membuka …