Jakarta – Paus Fransiskus memberi pernyataan terbaru mengenai serangan negara Israel di area Gaza, Palestina. Menurutnya, situasi pada Timur Tengah sudah pernah berubah dari sekedar konflik menjadi terorisme.
Pernyataan ini muncul pasca ia bertemu dengan dua delegasi terpisah. Satu delegasi negara Israel yang kerabatnya disandera oleh Hamas, dan juga satu lagi warga Palestina yang tersebut kerabatnya ditahan di dalam penjara Israel.
“Inilah dampak perang. Tapi pada di tempat ini kita telah melampaui perang. Hal ini bukanlah perang. Ini adalah terorisme,” katanya diambil dari Reuters, Hari Jumat (24/11/2023).
Ia meminta-minta doa agar kedua belah pihak tidak ada terus-terusan terbawa hawa nafsu. Hawa nafsu, kata dia, akhirnya membunuh semua orang.
“Kedua belah pihak menderita,” tegasnya.
Pertemuan Paus kemudian komentarnya terjadi beberapa jam pasca negara Israel serta gerakan Hamas menyetujui gencatan senjata empat hari yang tersebut dimediasi oleh Qatar. Kedua belah pihak setuju untuk membebaskan 50 perempuan serta anak-anak yang tersebut ditawan dalam Kawasan Gaza dengan imbalan 150 perempuan kemudian anak-anak Palestina yang tersebut ditahan Israel.
Perjanjian yang dimaksud juga mencakup bantuan kemanusiaan yang tersebut sangat dibutuhkan bagi publik Daerah Gaza pasca berminggu-minggu serangan negeri Israel tanpa henti yang dimaksud sudah menewaskan lebih besar dari 14.100 orang, termasuk 5.600 anak-anak, serta memaksa sekitar 1,7 jt orang mengungsi. Sekitar 1.200 orang tewas pada serangan gerakan Hamas terhadap Israel.
Artikel Selanjutnya Paus Fransiskus Tiba-Tiba Beri Pesan ke Xi Jinping, Ada Apa?