lingkarpost.com – Sindrom nasi goreng kembali ramai di tempat media sosial. Apa itu sindrom nasi goreng? Mengapa bisa saja menyebabkan kematian pada orang?
Kasus sindrom nasi goreng sebenarnya sudah terjadi pada tahun 2008 lalu, di dalam mana orang mahasiswa berusia 20 tahun makan spageti yang digunakan dihangatkan setelah ditaruh di tempat dalam lemari es.
Namun, adakah sindrom nasi goreng benar-benar ada? Seperti apa gejalanya? Simak informasi berikut untuk jawabannya!
Apa itu sindrom nasi goreng?
Sindrom nasi goreng atau fried rice syndrome sebenarnya adalah permasalahan keracunan makanan yang dimaksud umum terjadi akibat bakteri Bacillus cereus.
Sebuah laporan yang digunakan terbit di tempat Clinical Microbiology tahun 2008 lalu telah terjadi menjelaskan bahwa kematian mahasiswa berusia 20 tahun usai makan spageti adalah oleh sebab itu adanya bakteri Bacillus cereus.
Makanan ini diduga merupakan spageti yang dimaksud kembali dihangatkan setelah disimpan selama beberapa hari di tempat lemari pendingan.
Penyebab sindrom nasi goreng
Kontaminasi bakteri Bacillus cereus memang mampu memicu hambatan kesehatan yang digunakan cukup serius, terutama pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah.
Umumnya, bakteri pada makanan memang dapat mati setelah dipanaskan. Namun, B cereus dapat membentuk sel yang mana mampu bertahan terhadap panas.
Itulah alasan mengapa memanaskan makanan tak akan menyebabkan Anda terhindar dari B cereus.
Gejala sindrom nasi goreng
Selain itu, B cereus juga diketahui sanggup melepaskan dua jenis racun. Racun pertama bisa saja menyebabkan diare sementara lainnya adalah muntah-muntah.
Jenis racun pertama akan dilepaskan di area usus kecil setelah mengonsumsi makanan yang tersebut terkontaminasi.
Sementara itu, jenis racun kedua bahkan dilepaskan makanan sebelum dikonsumsi. Racun ini paling banyak ditemukan pada makanan bertepung, termasuk nasi.
Tingkat toksisitas pada racun kedua dapat menyebabkan Anda mual kemudian muntah setelah 30 menit mengonsumsi makanan yang mana terkontaminasi.
Gejala yang mungkin mereda setelah 24 jam. Namun, dalam beberapa kasus, racun masih sanggup bertahan dalam tubuh sehingga mengakibatkan kematian jika bukan ditangani.
Dengan berbagai risiko yang mana ada, maka hindari untuk terlalu lama membiarkan makanan. Usahakan untuk langsung menghabiskan makanan yang tersebut diolah atau simpan makanan sesuai dengan jenisnya.
Demikian informasi mengenai sindrom nasi goreng, semoga informasi ini dapat menciptakan Anda lebih banyak berhati-hati saat mengolah lalu menyimpan makanan.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri