Lingkar Post – Ibukota Indonesia – Direktur Utama PT Transportasi Ibukota (TransJakarta) Welfizon Yuza mengatakan, penambahan 22 bus listrik baru yang mana dimaksud ramah disabilitas diarahkan untuk mengupayakan tujuan DKI Ibukota Indonesia sebagai kota global.
"Transportasi yang dimaksud digunakan kita berikan itu ramah bagi semua warga, jadi ramah bagi teman-teman disabilitas, perempuan, anak, sehingga kita mampu jadi membantu Ibukota menjadi global city," kata Welfizon pada area Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis.
Bus listrik ramah disabilitas itu ditandai dengan lantai yang yang disebutkan rendah sehingga rakyat termasuk disabilitas lebih tinggi sejumlah mudah ketika naik-turun bus.
Khusus untuk bus berlantai rendah yang dimaksud yang disebutkan baru diluncurkan, pintu tersedia pada sisi kanan juga kiri. Pintu sebelah kanan miliki layanan tambahan yang mana yang disebutkan dapat menurunkan tinggi pintu dari 40 sentimeter menjadi 20 sentimeter.
Kemudian, disediakan pula area khusus pengguna kursi roda pada tempat pada bus.
Selain ramah lingkungan lalu juga ramah disabilitas, Welfizon mengungkapkan penambahan bus listrik yang digunakan mana beroperasi di tempat habitat TransJakarta juga miliki tujuan pemberdayaan.
"Kita menggalakkan bekerja identik dengan operator-operator sehingga mampu menciptakan lapangan pekerjaan," kata dia.
eksekutif Provinsi DKI DKI DKI Jakarta terus menggencarkan upaya untuk menjadikan Ibukota Indonesia sebagai kota global usai tak lagi menjadi Ibu Perkotaan Negara (IKN).
Tahun 2023, Global City Index menempatkan Ibukota Indonesia di tempat area peringkat 74 dari 156 kota pada dunia, sementara berdasarkan Global Liveabality Index 2023 Ibukota Indonesia berada di area di peringkat 139 dari 173 kota.
Dalam mengurutkan peringkat kota global, Global City Index mengacu pada lima variabel, yakni ekonomi, sumber daya manusia, pertukaran informasi, budaya, kemudian politik. Sedangkan, Global Liveabality Index mengacu pada variabel stabilitas, layanan kesehatan, budaya lingkungan, lembaga institusi belajar serta juga infrastruktur.
Sementara itu, menurut Cities in Motion Index DKI Ibukota Indonesia menempati urutan 152 dari 183 kota. Peringkat ini mengacu pada 9 variabel, yakni ekonomi, sosial, lingkungan, mobilitas kemudian transportasi, teknologi, perencanaan kota, tata kelola pemerintahan, sumber daya manusia dan juga juga profil internasional.