Cara Kerja Cuci Darah Penyambung Hidup Gagal Ginjal: Kapan Waktu Terbaik Dilakukan?

Cara Kerja Cuci Darah Penyambung Hidup Gagal Ginjal: Kapan Waktu Terbaik Dilakukan?

Lingkar Post – Bagi pasien gagal ginjal tindakan hemodialisis atau cuci darah seumpama kegiatan menyambung nyawa, lantaran dua ginjal bukan bisa saja berfungsi untuk menyaring racun hingga zat berbahaya di darah sebelum diedarkan ke seluruh tubuh.

Akibat ginjal yang digunakan telah tak berfungsi, maka tindakan cuci darah alami digantikan oleh mesin di dalam luar tubuh. Tindakan ini umumnya dijalankan 3 kali per minggu serta berlangsung selama 4 jam setiap prosedur. Namun kata Konsultan Ginjal Hipertensi RS Medika Permata Hijau, dr. Hery Emria, Sp.PD-KGH, umumnya cuci darah dijalankan tergantung permintaan setiap pasien.

“Kondisi gagal ginjal baik kronis maupun akut merupakan alasan utama apakah seseorang membutuhkan cuci darah atau tidak, jikalau fungsi ginjal telah lama turun sebanyak 80 hingga 90% maka cuci darah adalah hal wajib yang dimaksud harus dilaksanakan oleh pengidap gagal ginjal,” papar dr. Hery.

Alat-alat yang digunakan digunakan pada waktu cuci darah, termasuk mesin dialisis, tabung, kemudian selang. (Shutterstock)
Alat-alat yang tersebut digunakan pada waktu cuci darah, termasuk mesin dialisis, tabung, dan juga selang. (Shutterstock)

Ia menambahkan, jikalau tindakan cuci darah tidaklah dijalankan maka pasien bisa jadi mengalami hipertensi, diabetes, lupus hingga penyakit ginjal polikistik.

Baca Juga  Sesak napas gejala PPOK berbeda dengan sesak napas biasa

“Beberapa orang sanggup terkena ginjal tanpa alasan yang digunakan diketahui. Gagal ginjal sanggup menjadi kondisi jangka panjang, atau bisa saja datang tanpa peringatan pasca sakit parah atau cedera,” sambung dr. Hery.

Cara Kerja Cuci Darah Pada Pasien Gagal Ginjal

Hemodialisis merupakan jenis prosedur cuci darah yang dimaksud paling umum, prosedur ini bekerja menggunakan mesin bernama dialisis. Proses penyaringan diadakan dengan mengalirkan darah melalui jarum kemudian tabung yang mana disambungkan ke lengan. Darah yang dimaksud kemudian akan dialirkan ke di mesin dialisis untuk disaring.

Di di mesin, darah akan diedarkan melalui filter dialyzer, yang tersebut memindahkan limbah ke pada larutan dialisis yang digunakan mengandung air, garam, lalu zat tambahan lainnya. Dalam tahap ini, darah akan tersaring lalu zat-zat bahaya akan dibuang sehingga darah akan di keadaan bersih serta siap dimasukan ke di tubuh kembali.

Cuci darah atau terapi hemodialisa. (Shutterstock)
Cuci darah atau terapi hemodialisa. (Shutterstock)

Darah yang dimaksud telah lama disaring kemudian akan dialirkan kembali ke tubuh melalui jarum yang dimaksud berbeda di tempat lengan Anda. Selama proses ini berlangsung, dokter maupun petugas kemampuan fisik akan terus memantau tekanan darah Anda untuk menyesuaikan seberapa cepat darah mengalir masuk dan juga pergi dari dari tubuh.

Baca Juga  Bertambah 55 Persen, Proyek Bayi Tabung Klinik Ini adalah Berhasil Catat 421 Kehamilan

Efek Samping Cuci Darah Pada Gagal Ginjal

“Setelah proses cuci darah dilakukan, tekanan darah mungkin saja akan turun menjadi rendah, ini kemungkinan besar juga mampu menyebabkan rasa mual, pusing atau bahkan pingsan. Namun tidak ada perlu khawatir sebab semua kondisi Anda akan setiap saat di tempat monitor juga ditangani oleh dokter,” beber dr. Hery.

Adapun beberapa efek samping lain dari hemodialisis meliputi nyeri dada atau nyeri punggung, sakit kepala, lapisan kulit yang tersebut gatal, kram otot, hingga indrom kaki gelisah. Namun sederet efek samping ini tiada sebanding dengan faedah yang digunakan diterima pasien, salah satunya menghindari penyakit komplikasi gagal ginjal.

Baca Juga  Benarkah Nasi Dingin Lebih Sehat Untuk Diabetes Dibanding Nasi Panas? Ini Kata Dokter
Ilustrasi Ginjal. (pixabay/nova standard)
Ilustrasi Ginjal. (pixabay/nova standard)

Waktu Terbaik Cuci Darah

Cuci darah cuma dapat dilaksanakan pasca mendapatkan diagnosa kemudian rekomendasi penyembuhan dari dokter. Apabila mengalami gagal ginjal yang digunakan tingkat kerusakannya telah lama mencapai 80 hingga 90% maka cuci darah biasanya akan diwajibkan untuk menjaga dari adanya komplikasi di area kemudian hari.

“Darah yang tersebut terkontaminasi zat-zat berbahaya juga dapat menyebabkan berbagai macam permasalahan yang serius,” jelas dr. Hery.

Cuci darah juga bisa jadi diadakan pada pasien gagal ginjal yang tersebut sedang menanti donor organ ginjal. Ini adalah terjadi pada pasien gagal ginjal kronis, dimana ginjalnya sudah ada tiada dapat dipulihkan kembali kemudian harus menanti donor untuk mengganti ginjalnya.

“Namun cuci darah bisa jadi dihindari dengan memperhatikan gaya hidup agar masih sehat, seperti masih rutin berolahraga, menjaga kadar gula dan juga tekanan darah, juga memenuhi keinginan cairan dengan mengonsumsi air putih minimal 8 gelas sehari,” pungkas dr. Hery.

Check Also

Dokter RSCM: Infeksi Pneumonia Mycoplasma Lebih Ringan Daripada wabah pandemi Covid-19

Dokter RSCM: Infeksi Pneumonia Mycoplasma Lebih Ringan Daripada wabah Covid-19

Lingkar Post – Publik diminta tidak ada perlu khawatir dengan adanya ancaman infeksi pneumonia mycoplasma …