Lingkar Post – Ibukota Indonesia – Sama seperti pakaian lainnya, jubah mandi mengakumulasi kotoran, minyak, lalu juga penumpukan dari epidermis pada waktu seseorang memakainya lalu juga kotoran ini menempel pada tempat jubah lalu berpindah kembali ke lapisan epidermis ketika berikutnya beliau mengenakan jubah, menurut pakar dermatologi di tempat pada Cornell-New York Presbyterian Medical Center Marisa Garshick, MD.
Garshick, seperti disiarkan Livestrong akhir November lalu, mengungkapkan kondisi itu dapat menyebabkan iritasi atau jerawat pada kulit, semisal pada punggung. Mirip dengan kaus atau kaus kaki, jubah mampu mulai menyebabkan bau bukanlah sedap serta juga menyebabkan tubuh seseorang sedikit bau.
“Jika Anda mengenakan sesuatu yang tersebut mana kotor pasca mandi, hal itu dapat menggagalkan tujuan mandi, yaitu membersihkan kulit,” kata Garshick.
Lalu, virus pernapasan dapat bertahan berhari-hari dalam pada pakaian, lalu serangga faktor diare dapat bertahan selama berminggu-minggu, menurut ahli mikrobiologi lingkungan di area di Universitas Arizona.
Faktanya, jubah mandi kemungkinan besar cuma merupakan tempat berprogres biak yang tambahan baik bagi kuman dibandingkan pakaian lainnya. Kuman sanggup mengalami perkembangan biak pada jubah mandi akibat kamar mandi sebagai tempat penyimpanannya cenderung hangat lalu lembap, kata pendidik dalam area Utah State University Extension di tempat di Logan, Utah, Teresa Hunsaker.
Jadi, seberapa kerap seseorang perlu mencuci jubah mandinya? Apabila seseorang cenderung menggunakan jubah mandinya seperti handuk, artinya ia memakainya sebentar pasca pergi dari dari pancuran atau bak mandi sebelum berpakaian.
Maka kemungkinan besar tak ada hambatan untuk mencucinya sesering seseorang mencuci handuk, yakni setiap tiga hingga lima kali penggunaan.
Tetapi, apabila seseorang mengenakan jubah tambahan rutin atau lebih banyak besar lama maka mencucinya lebih lanjut tinggi kerap disarankan. Hal itu khususnya berlaku apabila ia memakainya pada waktu memasak atau makan, dikarenakan partikel makanan dapat menempel pada kain jubah.
Berbicara cara mencuci, jubah mandi sanggup dibersihkan dengan siklus pencucian biasa menggunakan air dingin tanpa perlu pemutih atau pelembut kain.