Related Articles
Lingkar Post – Setiap orang tua tentu ingin memberikan yang tersebut terbaik untuk anak-anaknya agar merekan dapat berkembang kemudian mengalami perkembangan menjadi yang mana terbaik serta menjadi panutan bagi sejumlah orang. Untuk mencapai hal ini, anak tentunya harus berada pada kondisi prima kemudian mempunyai kekebalan tubuh yang baik sebab dapat berdampak pada keterampilan motorik halus lalu meningkatkan kemampuan kognitif si kecil.
Ditambah lagi dengan kondisi lingkungan yang digunakan tak baik seperti halnya 90 persen anak dalam Ibukota Indonesia terkena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat polusi, menjaga daya tahan tubuh anak menjadi sangat penting. Adapun penelitian menyebutkan, kondisi ISPA lalu demam selama masa anak dapat dikaitkan dengan skor kognitif yang tersebut lebih tinggi rendah dibandingkan dengan anak yang mana belum pernah mengalami kondisi ini sebelumnya.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa imunitas yang digunakan lemah dapat menurunkan skor kognitif anak hingga 3 poin. Selain itu, penyakit infeksi seperti diare juga dapat mengempiskan kemampuan motorik halus hingga 26 persen.
Dr. Attila Dewanti Sp.A(K) menjelaskan bahwa sangatlah penting untuk melakukan konfirmasi imunitas anak dijaga secara optimal, terlebih pada waktu sistem kekebalan tubuh anak belum sepenuhnya tumbuh sampai dia mencapai usia 8 tahun.
“Kondisi situasi lingkungan yang tak menentu dapat memunculkan tantangan bagi kebugaran anak, sehingga penting untuk menegaskan imunitas merekan terjaga sejak dini agar momen pembelajaran mereka dapat menjadi optimal. Salah satu tips penting untuk menguatkan imunitas anak adalah melalui intervensi nutrisi. Memastikan nutrisi seimbang yang dibutuhkan si kecil terpenuhi, diantaranya yang dapat mengupayakan imunitas mencakup Prebiotik, Omega 3, Omega 6, kemudian DHA yang tersebut dapat didapatkan dari berbagai sumber nutrisi,” pada sesi diskusi baru-baru ini.
Selain intervensi nutrisi, intervensi stimulasi penting untuk dilaksanakan guna mengoptimalkan bertambah kembang si kecil, khususnya pada waktu berada pada periode “The Winning Window” di area mana anak-anak sedang berada di periode berkembang kembang yang tersebut krusial, dan juga masa dia dapat belajar berbagai hal.
Irma Gustiana A, M. Psi, Psikolog Klinis Anak, Remaja & Keluarga menjelaskan bahwa anak dengan sistem imunitas yang digunakan kuat, cenderung akan jarang sakit sehingga dapat tambahan optimal pada belajar kemudian mengembangkan kemampuan motorik dan juga kognitifnya. Untuk mempersiapkan anak dengan jiwa pemenang yang mana berbakat, percaya diri, tiada mudah menyerah di menghadapi berbagai tantangan, diperlukan stimulasi yang tepat sejak dini.
“Salah satu stimulasi yang dimaksud dapat digunakan adalah memverifikasi bahwa si kecil mengasah 8 Winning Skills yang dimaksud merupakan indikator perkembangan kognitif anak untuk membantu orang tua memahami milestones kognitif anak yang dimaksud terdiri dari 8 indikator, yakni perhatian, fokus, daya ingat, kemampuan berbahasa, kemampuan psikomotorik, logika, penalaran, serta memproduksi keputusan,” terangnya.
8 Winning Skills dikembangkan oleh Nutriclub dengan para ahli meningkat kembang dan juga dokter anak. Kelebihan dari 8 Winning Skills ini dirancang khusus untuk anak-anak Indonesia dan juga telah terjadi diuji coba oleh para orang tua. Velan Sormin – Brand Manager Nutrilon Royal menyampaikan bahwa Nutrilon Royal hadir untuk memperkuat orang tua pada mempersiapkan Bekal Untuk Meraih kemenangan si Kecil, khususnya selama Winning Period si Kecil.
“Selain dengan mengembangkan 8 Winning Skills, Nutrilon Royal hadir melalui aspek penting lainnya seperti menyediakan hasil bernutrisi sebagai satu-satunya formula perkembangan dengan FOS, GOS, Omega 3, Omega 6, DHA yang mana teruji klinis perkuat imunitas kemudian sudah dipatenkan. Sehingga dapat memaksimalkan inteligensi si Kecil agar siap jadi pemenang. Kami juga melakukan penelitian bahwa anak yang mengonsumsi formulasi nutrisi Nutrilon Royal, imunitas nya lebih besar kuat kemudian dapat mengempiskan hari sakit juga kejadian infeksi saluran pernapasan berhadapan dengan nya mengecil 58 persen,” tutupnya.
