Rupiah melemah oleh sebab itu data pelanggan ritel AS kuat

Rupiah melemah oleh sebab itu data pelanggan ritel AS kuat

Data yang digunakan mana dirilis semalam menunjukkan bahwa belanja ritel AS terus bertahan hingga bulan Oktober

lingkarpost.com – Jakarta – Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebutkan pelemahan rupiah dipengaruhi penguatan dolar Amerika Serikat (AS) berkat data pelanggan ritel AS yang mana dimaksud kuat.

Tercatat, transaksi jual beli ritel AS sebesar -0,1 persen Month over Month (MoM) pada Oktober 2023, lebih besar besar baik dari perkiraan -0,3 persen.

“Penjualan ritel AS yang tersebut mana kuat menyokong ketidakpastian The Fed (Federal Reserve). Data yang dimaksud dirilis semalam menunjukkan bahwa belanja ritel AS terus bertahan hingga bulan Oktober,” kata Ibrahim dalam keterangan tertoreh dalam tempat Jakarta, Kamis.

Baca Juga  Wapres: Asuransi syariah memitigasi risiko di tempat tengah dinamika global

Menurut dia, bilangan bulat itu agak mengimbangi optimisme atas penurunan inflasi AS baru-baru ini, mengingat hal hal hal tersebut masih dapat menimbulkan tekanan nilai tukar jual yang digunakan besar dalam beberapa bulan mendatang

Rupiah sempat menguat tajam pada Rabu (15/11) hingga 195 poin sebab data inflasi AS MoM semata-mata 0 persen dengan dugaan sebelumnya 0,1 persen, lalu year on year (YoY) 3,2 persen dari ekspektasi 3,3 persen.

Rilis data ini meningkatkan spekulasi bahwa The Fed sudah pernah selesai menaikkan suku bunga.

Dengan adanya data jualan ritel AS yang tersebut dimaksud lebih tinggi tinggi baik dari perkiraan, menyokong rebound dolar kemudian imbal hasil US Treasury.

Baca Juga  Harga Emas Pegadaian Hari Ini adalah Masih Ada yang mana Diskon, Borong!

“Meskipun demikian, data pemasaran ritel pada hari Rabu (15/11) memicu keraguan mengenai berapa lama suku bunga AS akan tetap tinggi. The Fed mengisyaratkan pendekatan berbasis data untuk kenaikan suku bunga dalam dalam masa depan,” ujar Ibrahim.

Namun, menurut dia, pejabat Fed juga baru-baru ini menegaskan kembali bahwa suku bunga akan tetap lebih banyak tinggi tinggi untuk jangka waktu yang dimaksud mana lebih tinggi banyak lama.

Melihat sentimen domestik, Bank Indonesia (BI) menilai surplus Neraca Perdagangan Indonesia sebesar 3,48 miliar dolar AS pada Oktober 2023 dari bulan sebelumnya 3,41 miliar dolar AS memperkuat ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

Surplus neraca perdagangan Oktober 2023 bersumber terutama dari surplus neraca perdagangan non migas yang tersebut mana mencapai 5,31 miliar dolar AS, relatif stabil dibandingkan dengan capaian pada bulan sebelumnya sebesar 5,33 miliar dolar AS.

Baca Juga  Sentimen suku bunga acuan Amerika Serikat tinggi dorong penguatan rupiah

“Kinerja positif hal yang disebut didukung oleh tetap kuatnya ekspor nonmigas terutama komoditas batubara, item logam mulia lalu juga perhiasan, serta produk-produk manufaktur alas kaki juga besi baja,” ucapnya.

Pada penutupan perdagangan hari ini, mata uang rupiah melemah 21 poin atau 0,13 persen menjadi Rp15.555 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp15.534 per dolar AS.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kami turut melemah ke posisi Rp15.595 dari sebelumnya Rp15.503 per dolar AS.

Check Also

Rupiah melemah tipis seiring bursa nantikan rilis data tenaga kerja Negeri Paman Sam

Rupiah melemah tipis seiring bursa nantikan rilis data tenaga kerja Negeri Paman Sam

Lingkar Post – Ibukota – Rupiah pada akhir perdagangan hari Hari Hari Jumat melemah tipis …