lingkarpost.com Kementerian Kesehatan akan datang menjadikan temulawak Indonesia setara dengan ginseng Korea Selatan yang mana berani dibayar mahal industri obat hingga wisatawan mancanegara. Kira-kira gimana ya caranya?
Direktur Ketahanan Kefarmasian dan juga Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Roy Himawan menjelaskan jika temulawak merupakan satu dari 17.000 tanaman obat potensial di tempat Indonesia yang bisa saja dikembangkan.
Tapi Roy, mengakui untuk mampu mengembangkan 17.000 tanaman obat yang butuh tenaga dan juga usaha yang mana besar lantaran cenderung menantang, tapi Kemenkes sudah melakukan survei ada 15 tanaman obat yang sangat potensial, juga salah satunya yaitu temulawak.
“Jadi kita dorong peneliti dapat tambahan mengeksplor temulawak, yang digunakan kita pengen jadikan hal yang tersebut setara dengan ginsengnya Korea atau China. Jadi kalau orang tahu temulawak, oh (langsung tahu dari) Indonesia,” ujar Roy dalam acara konferensi HPTLC Association Indonesia Chapter pada Cikini, Jakarta Pusat beberap waktu lalu.
![Ilustrasi temulawak (pixabay.com/tamanna_rumee)](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/10/23/25021-ilustrasi-temulawak-pixabaycomtamanna-rumee.jpg)
Roy juga menambahkan, prospek temulawak layak diekspor lantaran saat ini sudah digunakan sejak zaman dulu dalam masa nenek moyang, bahkan sudah komersialisasi oleh industri. Bahkan dari sisi petani, sudah banyak pada pedesaan yang mana menyetorkan temulawak.
“Dari sisi sektor ekonomi industri udah banyak komersialisasi hasil ini. Jadi ini menunjukan kalau kita blow up semuanya, akan tambahan mudah mencapai status sebagaimana ginseng dalam Korea,” papar Roy.
Selain itu, meskipun belum terbukti secara ilmiah kemudian belum banyak peneliti yang tersebut membedah hal yang digunakan sama. Temulawak juga berpotensi juga bermanfaat digunakan sebagai obat pelindung hati alias hepatoprotektor.
Hepatoprotektor adalah suatu senyawa obat yang dapat memberikan perlindungan pada hati dari kerusakan yang tersebut ditimbulkan oleh obat, senyawa kimia serta virus.
“Manfaat salah satunya temulawak itu hepatoprotektor, yaitu pelindung organ hati, ketika pasien kanker harus menerima obat kimia terapi kanker, melalui organ dalam lainnya, suplemen temulawak itu berpengaruh untuk menjaga kesehatan hati,” tambah Roy.
Potensi temulawak juga diungkap President of Indonesia Chapter OF HPTLC Association Udayana University, bahwa herbal ini sudah diteliti peneliti luar negeri seperti di dalam Korea Selatan, yang dimaksud akhirnya sanggup memberikan jaminan kualitas temulawak terbaik.
“Temulawak pada Korea paling mahal asalnya dari Semarang, akibat dia tahu di area situ kualitas terbaik, diteliti, sehingga kita percaya dengan kualitas yang mana dijaminkan oleh Korea,” ungkap ungkap ahli yang dimaksud akrab disapa Prof. Gelgel itu.
Belajar dari fenomena temulawak terkenal di dalam Korea Selatan ini, sudah sepatutnya pada Indonesia juga terbentuk kepercayaan dengan jaminan kualitas yang mana sebanding di tempat Tanah Air, sehingga bukan dianggap remeh oleh negara asalnya sendiri.
“Ayo, negara hadir untuk membangun kualitas, jadi nggak salah dari kementerian temulawak dapat sehebat ginseng, nggak salah. Tapi kalau kualitasnya bener, nggak nipu-nipu kita percaya pada hasil kita,” tambah Prof. Gelgel lagi.
Ia juga menambahkan, bila nanti temulawak sukses sebagai salah satu tanaman obat. Akan masih banyak lagi tanaman obat potensial yang tersebut sanggup membangkitkan kekuatan dunia usaha dari industri fitofarmaka, kemudian Indonesia bisa saja lebih tinggi mandiri dalam industri obat-obatan.
“Kita kolaborasi untuk bangun menuju indonesia emas, kita punya kompetensi luas, yang dimaksud bisa jadi jadi kekuatan sektor ekonomi kita sendiri, nggak tergantung oleh orang luar,” pungkas Prof. Gelgel.