Arsul Sani Dipilih Jadi Hakim MK di dalam Komisinya Sendiri, Refly Harun: Mau Lawannya Profesor Juga Tetap Dia yang mana Meraih kemenangan

Refly mengumumkan Arsul lolos fit and proper test Komisi III DPR RI lantaran Arsul merupakan bagian dari komisi itu sendiri ketika tes digelar.

“Fit and proper test dalam kalangan temannya sendiri kan ya sudah ada menang semua. Mau profesor lawannya tetap saja aja ia yang dimaksud menang,” kata Refly ketika dikonfirmasi, Hari Sabtu (9/12/2023).

Dia juga menyoroti profil Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu yang tersebut mempunyai kantor firma hukum.

Menurut dia, keberadaan kantor yang disebutkan berpotensi mengakibatkan konflik kepentingan (conflict of interest) jikalau Arsul menjabat hakim MK.

“Itu lah juga anggota DPR itu, aneh bin ajaib, yang tersebut namanya anggota DPR itu dilarang merangkap sebagai advokat, tapi biasanya cara menyiasati mereka pada tanda kutip mereka tidaklah praktek kan begitu, tapi kantor mereka tetap memperlihatkan jalan gitu,” tutur Refly.

“Mereka menyiasatinya dengan tadi tak beracara tapi kan di dalam belakang layar mengambil bagian bernegosiasi, kerap terjadi begitu ya, ini umum ya bukanlah untuk Arsul Sani,” tambah dia.

Dia menilai hakim konstitusi seharusnya memiliki etika kelas tinggi dengan menanggalkan sikap lain yang berpotensi memunculkan konflik kepentingan.

“Etika kelas tingginya harus dimiliki oleh seseorang hakim konstitusi. Misalnya ia berhenti semua dari kegiatan law firm, bahkan saham tiada boleh, merekan kan tidak ada berpraktik tapi (kalau) sahamnya mereka itu (masih) punya, bahkan namanya masih ada, kan gila,” tandas Refly.

Arsul Terpilih Jadi Hakim MK

Sekadar informasi, Arsul terpilih sebagai hakim MK dari usulan DPR dan juga diputus pada rapat paripurna DPR, Selasa, 3 Oktober 2023 lalu.

Komisi III DPR menyepakati Arsul Sani menjadi Hakim Mahkamah Konstitusi (MK).

Sebelumnya, Arsul sudah pernah melalui tahap fit and proper test dengan tujuh calon yang dimaksud bergabung seleksi.

Arsul terpilih menjadi Hakim MK untuk menggantikan sikap Wahiduddin Adams. Persetujuan diputuskan pada rapat pleno Komisi III setelahnya sebelumnya mengadakan fit and proper test.

“Komisi III memutuskan bahwa calon yang dimaksud diusulkan oleh DPR menjadi hakim konstitusi menggantikan bapak Wahiduddin Adams adalah Bapak Arsul Sani,” ujar Wakil Ketua Komisi III DPR Adies Kadir pada rapat dalam Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, disitir Suara.com, Selasa (26/9/2023).

Semua fraksi berjumlah sembilan kompak menyetujui penetapan Arsul sebagai Hakim MK.

Menanggapi sikap fraksi tersebut, Adies selaku pimpinan Komisi III menanyakan persetujuan anggota.

“Pimpinan rapat menanyakan kembali, apakah dapat disetujui? Kemudian semua menyatakan menyetujui Bapak Arsul Sani,” kata Adies.

Adapun Arsul yang tersebut merupakan anggota Komisi II DPR RI ini berhasil lolos dari calon-calon yang mana turut mengambil bagian fit and proper test calon Hakim MK. Mereka yang mana sebelumnya mengambil bagian seleksi pada 25-26 September, di dalam antaranya Abdul Latif, Aidul Fitriciada Azhari, Elita Rahmi, Firdaus Dewilmar, Haridi Hasan, serta Reny Halida Ilham Malik. Sementara satu calon, yakni Putu Gede Arya tak mengikuti tahap fit and proper test.