Dapat Kepastian Perpanjangan Kontrak, Ini Kata Freeport

Jakarta – PT Freeport Indonesia (PTFI) menerbitkan ucapan perihal adanya kepastian perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) pertambangan setelah tahun 2041 mendatang. Dengan kepastian itu, Freeport Indonesia diminta untuk kembali menyerahkan sahamnya sebesar 10% ke pemerintah Indonesia.

VP Corporate Communication PTFI, Katri Krisnawati mengatakan untuk mendapatkan izin perpanjangan operasi IUPK PTFI pada Papua, PTFI akan membangun prasarana pemurnian lalu pemrosesan mineral mentah (smelter) di area area Fak-Fak, Papua Barat serta juga menambahkan saham pemerintah sebesar 10%.

“Pembangunan Smelter pada Papua serta penambahan saham pemerintah 10% merupakan bagian dari perpanjangan IUPK PTFI,” ujar Katri kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (17/11/2023).

Sebagaimana diketahui sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungannya ke Amerika Serikat (AS) juga bertemu dengan CEO Freeport McMoran Ricard Adkerson. Dalam pertemuan itu dibahas mengenai penambahan saham Freeport di area tempat Indonesia, hingga perpanjangan izin tambang.

“Saya senang mendengar pembahasan penambahan 10% saham Freeport di area dalam Indonesia lalu perpanjangan izin tambang selama 20 tahun sudah pernah capai tahap akhir,” kata Jokowi kepada Ricard Adkerson, dalam keterangan, Selasa (14/11/2023).

Presiden Jokowi pun berharap agar hal hal itu dapat diselesaikan pada akhir November tahun ini. “Selesai di dalam area akhir bulan ini,” pungkasnya.

Dalam keterangan terpisah usai pertemuan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman lalu Investasi Ad Interim Erick Thohir menilai bahwa saat ini hubungan antara Indonesia dengan Amerika Serikat terus meningkat, utamanya dalam bidang perdagangan.

“Kalau kita lihat apalagi surplus perdagangan kita dengan Amerika sudah mencapai hampir US$16 miliar, serta juga pertumbuhannya beberapa tahun terakhir cepat. Investasi Amerika dalam Indonesia itu sudah nomor empat sekarang, yang yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ucap Erick.

Oleh karenanya, Erick menyebut bahwa hal itu yang tersebut dimaksud mendasari Presiden Jokowi untuk terus menyokong penyelenggaraan perekonomian Amerika Serikat pada tempat Indonesia, salah satunya dari Freeport McMoRan. “Yang kebetulan kita BUMN sudah menguasai 51 persen,” lanjutnya.

Lebih lanjut Erick mengungkapkan bahwa dalam pertemuan antara Presiden Jokowi bersama CEO Freeport McMoRan yang dibahas juga mengenai pengolahan lanjutan yang tersebut dilaksanakan oleh Freeport. Erick menyebut bahwa saat ini Freeport sudah tiada cuma sekali melakukan kegiatan penambangan emas kemudian tembaga saja, melainkan sudah pernah dijalani membangun smelter untuk mengolahnya.

“Ini konstruksi ekonomi yang dimaksud digunakan memang kita hilirisasi, yang dimaksud dimaksud tadinya belaka murni pertambangan emas juga cooper, sekarang sudah mulai diturunkan menjadi industrialisasinya dengan membuka smelter yang mana digunakan pada Surabaya,” imbuhnya.

Erick pun mengungkapkan bahwa dalam pertemuan pihak Freeport pun tampak menunjukkan komitmennya untuk membangun smelter lainnya pada lokasi lain pada tempat Indonesia, di tempat dalam antaranya di area area Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat. “Tidak semata-mata di dalam area Surabaya, Freeport punya komitmen membangun juga smelter pada Fakfak-di Papua,” ucap Erick.

Erick pun menilai sebagian hal yang tersebut dimaksud disampaikan kemudian juga dibahas dalam pertemuan hal yang disebut sangat baik guna meningkatkan penyetoran modal yang dimaksud akan berdampak kepada peningkatan kesejahteraan penduduk Indonesia.

Artikel Selanjutnya Terungkap! Banyak Intelijen Saat Jokowi Ingin Kuasai Freeport