lingkarpost.com Mantan pelatih Timnas Indonesia U-16, Fakhri Husaini angkat bicara terkait fenomena pujian berlebihan yang tersebut diberikan fans kepada para pemain naturalisasi skuad Garuda.
Menurut pria yang sekarang menjabat Direktur Teknik Deltras FC itu, pujian berlebihan untuk para penggawa “impor” harus segera dihentikan akibat calon menyakiti para pemain lokal.
Hal itu disampaikan Fakhri ketika hadir sebagai narasumber dalam konferensi pers yang diadakan Kementerian Komunikasi juga Informatika (Kemkominfo) bersama Local Organizer Officer (LOC) Piala Dunia U-17 2023 pada media center Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Selasa (14/11/2023).
“Tidak perlu berlebihan memberikan pujian kepada pemain-pemain naturalisasi. Sebab, tanpa disadari, pujian yang berlebihan ini dapat menyakiti pemain lokal,” tegas Fakhri Husaini.
PSSI dalam era kepelatihan Shin Tae-yong memang keranjingan merekrut pemain naturalisasi. Tak belaka dalam timnas senior, tetapi kebiasaan ini juga mulai nampak pada level kelompok umur termasuk di dalam Timnas Indonesia U-17.
Menurut Fakhri, kehadiran para pemain naturalisasi tidak ada boleh menyebabkan fans lupa akan peran penting pemain lokal yang mana dia inilai sama-sama berperan penting dalam memberikan hasil terbaik untuk Timnas Indonesia.
“Ini sepak bola, ada 11 pemain. Perlu hati-hati. Siapa yang tersebut memulai menimbulkan perpecahan ini, saya tiada tahu,” kata Fakhri Husaini.
“Namun, ketika pujian berlebihan kepada pemain naturalisasi, seolah-olah keberhasilan tim dikarenakan mereka.”
Di timnas senior, Indonesia mempunyai nama-nama pemain naturalisasi seperti Shayne Pattynama, Sandy Walsh, Jordi Amat hingga Rafael Struick.
Sementara di tempat Timnas Indonesia U-17, PSSI turut mengandalkan dua pemain keturunan yakni Welber Jardim dan juga Amar Brkic dalam mengarungi Piala Dunia U-17 2023.
Fakhri berharap masyarakat mampu memberikan pujian yang dimaksud setara untuk pemain lokal maupun naturalisasi. Karena Indonesia disebutnya bermain sebagai tim bukan individu.
“Berikan pujian yang dimaksud proposional. Itu yang dibutuhkan sepak bola Indonesia, oleh pemain lokal,” jelas Fakhri Husaini.