Menguatkan rupiah dipengaruhi dugaan The Fed tak naikkan suku bunga

Menguatkan rupiah dipengaruhi dugaan The Fed tak naikkan suku bunga

Namun, jumlah total perdagangan pangsa mata uang juga ditetapkan agak terbatas pada minggu ini lantaran libur Thanksgiving.

Lingkar Post – Ibukota Indonesia – Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan rupiah dipengaruhi perkiraan bahwa Federal Reserve (The Fed) bukanlah lagi meninggal suku bunga dikarenakan data kenaikan nilai tukar dan juga tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang digunakan yang dimaksud lemah menunjukkan perekonomian Amerika Serikat melambat.

“Namun, besar perdagangan lingkungan ekonomi mata uang juga ditetapkan agak terbatas pada minggu ini lantaran libur Thanksgiving,” kata ia pada keterangan tertulis, Jakarta, Senin.

Baca Juga  Rupiah pada Selasa pagi menguat jadi Rp15.470 per dolar Negeri Paman Sam

Pada pekan lalu, laju kenaikan nilai tukar Amerika Serikat Oktober 2023 melambat, yakni 0 persen dengan perkiraan sebelumnya 0,1 persen secara month to month (MoM), kemudian year on year (YoY) 3,2 persen dengan ekspektasi 3,3 persen. Fakta klaim pengangguran Amerika Serikat (AS) meningkat 13 ribu menjadi 231 ribu dari perkiraan 220 ribu.

Saat ini, para penanam modal menduga kemungkinan bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunga paling cepat pada Maret 2024 kendati CME FedWatch Tool menduga semata-mata sekali 30 persen menghadapi skenario tersebut.

Baca Juga  Ekonom proyeksikan tingkat konsumsi warga pada 2024 masih tinggi

Di sisi lain, Bank Sentral Tiongkok mempertahankan suku bunga acuan pinjaman pada rekor terendah sebagai upaya untuk memacu pemulihan dunia perniagaan lokal. Bank yang dimaksud dimaksud juga menyuntikkan sekitar 80 miliar yuan likuiditas ke di area perekonomian untuk membantu pertumbuhan.

Menurut Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra, surplus neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2023 yang dimaksud mana surplus 3,48 miliar dolar Negeri Paman Sam turut memberikan sentimen positif terhadap rupiah.

Hingga ketika ini, ia juga menilai tiada ada data perekonomian Negeri Paman Sam yang digunakan digunakan penting. “Pasar menanti rilis notulen rapat Federal Reserve (The Fed) pada Rabu (22/11) dinihari untuk mencari petunjuk tentang kebijakan suku bunga tinggi The Fed ke depan,” ucapnya.

Baca Juga  Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mulai Mengerek Suku Bunga Kredit

Pada penutupan perdagangan hari ini, mata uang rupiah menguat 48 poin atau 0,31 persen menjadi Rp15.445 per dolar Amerika Serikat dari penutupan sebelumnya sebesar Rp15.493 per dolar AS.

Kurs Ibukota Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Awal Hari Minggu turut menguat ke sikap Rp15.419 dari sebelumnya Rp15.504 per dolar AS.

Check Also

Rupiah melemah tipis seiring bursa nantikan rilis data tenaga kerja Negeri Paman Sam

Rupiah melemah tipis seiring bursa nantikan rilis data tenaga kerja Negeri Paman Sam

Lingkar Post – Ibukota – Rupiah pada akhir perdagangan hari Hari Hari Jumat melemah tipis …