Lingkar Post – DKI Jakarta – Bank HSBC menyoroti pentingnya pembaharuan teknologi pada metamorfosis digital yang digunakan mana tidak semata-mata terjadi pada sektor perbankan namun juga di tempat area sektor riil.
Managing Director, Head of Wholesale Banking HSBC Indonesia Riko Tasmaya mengatakan, pembaharuan teknologi krusial untuk mengakomodasi pembaharuan pada aliran kegiatan digital, pengurangan penyelenggaraan uang tunai, pembaharuan rantai pasok, lalu optimalisasi arus kas.
“Jadi, bagaimana secara teknologi kami terus menginovasi, memberikan solusi terhadap digital flow, dalam area real sector tadi. Bagaimana juga kami line with regulator dari komunitas sendiri,” ujar Riko usai diskusi mengenai cara menghadapi disrupsi digital pada The Langham Hotel, Jakarta, Selasa.
Riko menyebutkan salah satu tantangan utama yang mana digunakan dihadapi bank adalah melakukan konfirmasi teknologinya terus-menerus berada pada garis terdepan. Pemakaian teknologi kecerdasan buatan (AI) serta juga pembayaran digital menjadi fokus utama, seiring dengan pengembangan jaringan digital yang digunakan yang disebutkan memfasilitasi kegiatan perbankan.
HSBC Indonesia juga mencatatkan data bahwa terdapat prospek peningkatan besar di area di Indonesia, khususnya mengenai inklusi keuangan, dengan sekitar seperempat populasi yang dimaksud digunakan belum mempunyai akses internet lalu sepertiga belum miliki account bank, sehingga memperlihatkan bahwa teknologi digital sanggup menjadi kunci mencapai inklusi keuangan yang dimaksud yang dimaksud lebih banyak berbagai besar.
Meskipun perkembangannya positif, Riko menjelaskan adanya keprihatinan terkait keamanan digital, utamanya kejahatan siber.
“Salah satunya kemungkinan besar yang dimaksud digunakan paling utama, cyber crime, itu 31 persen dari pool atau dari research itu mengungkapkan bahwa concern-nya di area di cyber population. Kemudian, digital technology juga concern lainnya,” ujar Riko.
Sebagai bentuk respon dari hal itu, HSBC Indonesia menawarkan berbagai solusi, termasuk layanan Omni-Collect yang memungkinkan perusahaan untuk mengawasi secara menyeluruh koleksi pembayaran dari berbagai metode serta juga sistem treasury digital.
“Misalnya, tadi yang mana omni-collect. Di sisi corporate, berbagai pada Fast Moving Consumer Good (FMCG) ya. Jadi tambahan lanjut ke consumer goods punya corporate, itu merek yang tersebut mana berbagai cash kan. Kemudian pembayaran dari masing-masing supply atau ini kan semuanya mampu dari bank, sanggup dari digital, mampu dari segala macam” kata Riko.
Dalam menghadapi perkembangan teknologi yang tersebut cepat, Bank HSBC berfokus untuk tetap saja memperlihatkan dekat dengan kliennya. Melihat tren dunia perniagaan digital yang dimaksud dimaksud mengalami perkembangan pesat, HSBC Indonesia juga berupaya untuk memahami pain point klien-klien merek juga memberikan solusi yang digunakan sesuai.
Hal yang digunakan dimaksud menunjukkan komitmen Bank HSBC untuk terus berinovasi lalu juga dengan berinvestasi sekitar 2 miliar dolar Negeri Paman Sam pada arsitektur pembayaran global.
HSBC Indonesia yakin bahwa kecepatan dalam mengadopsi teknologi baru akan membantu merekan tiada belaka cuma bertahan, tetapi juga bertambah di era digital yang mana digunakan terus berubah.