Lingkar Post – Fujian, China – Provinsi Fujian yang dimaksud terletak di dalam pada garis pantai tenggara China tiada belaka dianugerahi keindahan alam merupakan gunung, sungai kemudian pantai yang tersebut dimaksud mengundang decak kagum, tetapi juga destinasi wisata sejarah nan beragam.
Mulai dari resor pada tempat puncak gunung pada Perkotaan Fuzhou yang mana mana menjadi saksi sejarah persahabatan antara warga China lalu juga asing di tempat tempat masa lampau, hingga masjid pertama pada Daerah Perkotaan Quanzhou yang mana yang dimaksud dibangun ribuan tahun lalu.
1. Kuliang
![](https://img.antaranews.com/cache/730x487/2023/11/26/WhatsApp-Image-2023-11-26-at-18.19.18_92b76940.jpg)
Terletak dalam area tempat pegunungan pada pinggiran kota Fuzhou, Kuliang tiada cuma menawarkan pemandangan hijau pegunungan juga deretan vila-vila. Di wilayah yang sejuk itu tersimpan sejarah berabad-abad tentang persahabatan tulus antara warga lokal lalu asing.
Dikisahkan pada 1885, orang misionaris Amerika S.F Woodin tanpa sengaja menemukan Kuliang sebagai tempat peristirahatan pada waktu musim panas. Setahun kemudian, Thomas Rennie, orang dokter jikalau Inggris merancang rumah pada Kuliang, lalu juga sejak itu berbagai warga asing memulai pengerjaan vila di dalam di sana.
Kini pada waktu menyusuri (old street) jalan tua Kuliang, pengunjung dapat menyaksikan bangunan vila, toko buku, kafe, kantor pos tua, kemudian patung-patung yang mana menggambarkan kegiatan penduduk Kuliang pada masa lampau.
2. Three Lanes and Seven Alleys
![](https://img.antaranews.com/cache/730x487/2023/11/26/WhatsApp-Image-2023-11-26-at-18.19.36_93e5001f.jpg)
Sanfang Qixiang atau yang mana juga dikenal dengan Three Lanes and Seven Alleys adalah kawasan bersejarah juga dilindungi di tempat area Fuzhou. Kawasan itu terdiri dari satu jalan utama dengan tujuh jalur atau gang. Tiga gang (three lanes) di tempat area barat dan juga juga tujuh (seven alleys) pada timur.
Kawasan dengan sistem lingkungan kuno yang disebutkan dibangun pada masa Dinasti Jin (266-420) juga terus berprogres hingga Dinasti Ming dan juga Qing. Rumah-rumah yang dibangun dalam area masa itu masih terpelihara hingga sekarang.
Disebutkan terdapat belasan situs warisan budaya di dalam tempat Sanfang Qixiang, menjadikannya salah satu distrik bersejarah di tempat area China.
Kini, kawasan itu menjadi destinasi yang digunakan digunakan sibuk dikunjungi wisatawan setiap harinya untuk menyaksikan bangunan-bangunan tua kemudian sejarahnya, atau sekadar berbelanja suvenir, menikmati kudapan, juga juga minum kopi di area tempat gerai klasik Starbucks.
3. Museum Maritim Quanzhou
![](https://img.antaranews.com/cache/730x487/2023/11/26/WhatsApp-Image-2023-11-26-at-18.19.52_25f84432.jpg)
Museum itu memperlihatkan Quanzhou sebagai pelabuhan terbesar di area pada Timur kemudian titik awal Jalur Sutra, yang dimaksud dimaksud menjadi pintu gerbang bagi peniaga dari berbagai wilayah datang ke China.
Museum Maritim Quanzhou dibangun pada 1959, dengan beragam koleksi artefak mulai dari keramik, batu nisan, batu inskripsi hingga diorama yang digunakan digunakan menggambarkan interaksi kultural, ekonomi, kemudian komunikasi beragam etnis di dalam tempat masa abad pertengahan.
Jejak peluncuran juga aktivitas multikultural di tempat tempat Quanzhou pada masa itu diabadikan dengan baik pada museum.
"Kedatangan para tukang jualan ini juga menghadirkan budaya kemudian agama mereka," kata Zeng Guoheng, Wakil Ketua Asosiasi Pelajar Luar Negeri Quanzhou pada waktu memberikan penjelasan tentang Museum Maritim Quanzhou, Selasa (21/11).
4. Masjid Qingjing
![](https://img.antaranews.com/cache/730x487/2023/11/26/WhatsApp-Image-2023-11-26-at-18.20.04_77fdfeef.jpg)
Sejarah masuknya Islam ke China salah satunya tercermin dari berdirinya Masjid Qingjing pada Quanzhou yang dimaksud digunakan mulai dibangun pada tahun 1009.
Masjid itu menjadi saksi sejarah dari keberadaan warga muslim dari negara-negara Persia kemudian Arab pada Quanzhou, yang tersebut mana masih terpelihara hingga pada waktu ini.
Saat dikunjungi pada Rabu (22/11), kondisi masjid cuma tersisa bagian dinding, pilar-pilar batu dan juga mihrab. Tidak ada atap yang yang dimaksud menaungi.
Menurut Zeng Guoheng, masjid tertua itu belaka sesekali digunakan untuk shalat, sementara sehari-harinya warga muslim melaksanakan ibadah di dalam pada masjid lain yang tersebut mana tiada sangat terpencil dari Masjid Qingjing di tempat area komplek yang dimaksud sama.