lingkarpost.com – Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berkomitmen menggalakkan peningkatan literasi Anggaran Pendapatan lalu Belanja Negara (APBN) bagi rakyat terutama kalangan kaum muda agar makin melek keuangan negara.
"Pada era informasi kemudian teknologi, literasi tidaklah sekedar keterampilan membaca serta menulis melainkan pondasi utama bagi kemajuan individu dan juga juga masyarakat," kata Sekretaris Jenderal Direktorat Pengelolaan Pembiayaan lalu Risiko (DJPPR) Kemenkeu Ubaidi Socheh Hamidi dalam acara in talks to community bertema "Learning Cultur, For Better Future: Aktif, Smart, lalu Bijak Keuangan" dalam Jakarta, Kamis.
Ia menyebutkan, beberapa jumlah total kegiatan DJPPR seperti in talks to community, komunitas relawan mengajar, festival literasi, merupakan upaya menggabungkan keuangan negara serta pembiayaan APBN dengan permainan (games) guna memberikan pengetahuan kemudian pengalaman bagi pegiat komunitas literasi.
Hamidi mengatakan, penyelenggaraan literasi hal itu juga sebagai upaya mencapai visi Indonesia Emas 2045 dengan terwujudnya tingkat kesejahteraan yang hal itu makin baik serta merata dengan kualitas yang digunakan yang disebut tambahan tinggi tinggi.
Oleh sebab itu, kata dia, DJPPR sebagai unit kerja Kemenkeu yang dimaksud bertugas mengelola pembiayaan APBN kemudian risiko keuangan negara mempunyai komitmen terus mengupayakan literasi rakyat termasuk bagi berbagai komunitas literasi.
"Harapan kami setelah kegiatan ini, teman-teman pengajar kemudian pegiat komunitas literasi dapat menyebarluaskan informasi serta pengetahuan yang tersebut itu diperoleh bagi komunitas masing-masing," katanya.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pada 2022, indeks literasi keuangan penduduk Indonesia yaitu sebesar 49,68 persen, naik jika dibandingkan tahun 2013, 2016 lalu 2019 yang masing-masing semata-mata 21,84 persen, 29,70 persen, juga 38,03 persen.
Acara in talks to community menghadirkan beberapa narasumber yaitu Albertus Kurniadi Hendarto selaku Kepala Subdirektorat Mitigasi Risiko APBN DJPPR Kemenkeu, Aghnina Wahdini dari Traditional Games Enthusiast, juga Pritta Tyas selaku Psikolog Klinis juga Keluarga yang tersebut yang disebut diikuti seratusan peserta yang didominasi kaum muda.