OJK: Inovasi kemudian mitigasi risiko harus seimbang dalam “fintech”

OJK: Inovasi kemudian mitigasi risiko harus seimbang di “fintech”

Lingkar Post – Ibukota Indonesia – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan, harus terdapat keseimbangan antara inovasi kemudian mitigasi risiko di tempat pengembangan teknologi finansial/financial technology (tekfin/fintech) agar penggunaannya tiada merugikan pihak manapun, teristimewa nasabah.

Kepala Departemen Pengaturan kemudian Perizinan Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan juga Aset Kripto OJK Djoko Kurnijanto mengungkapkan terdapat kemungkinan uji coba untuk menjaga keseimbangan pembaharuan lalu mitigasi risiko di area penyelenggaraan fintech pada Indonesia.

"Dengan uji coba, kami jadi sanggup mengetahui sejauh mana mitigasi yang dimaksud ada, apalagi kaitannya dengan proteksi data, proteksi konsumen, hingga anti pencucian uang," ucap Djoko pada acara Bulan Fintech Nasional juga 5th Indonesia Fintech Summit & Expo 2023 pada Jakarta, Kamis.

Baca Juga  Bank Muamalat juga Pegadaian kolaborasi bantu pendaftaran porsi haji

Sejauh ini, Djoko menjelaskan, peningkatan pembaharuan fintech oleh OJK dijalankan dengan menggandeng berbagai asosiasi, yang dimaksud juga sudah ada pernah menghasilkan kembali kode etik untuk dijadikan arahan bagi para perusahaan fintech anggota pada menjalankan perusahaan dengan bertanggung jawab.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) Ronald Yusuf Wijaya menyebutkan adopsi fintech yang tersebut dimaksud dilaksanakan terlebih dahulu dari literasi menjadi salah satu tantangan inovasi fintech di Indonesia.

Baca Juga  Setahun Penanaman Modal di area Sini, Cuannya Kalah Telak Sama Deposito

Hal yang digunakan disebutkan pada umumnya dilaksanakan oleh para pengguna milenial juga Gen Z, yang dimaksud yang disebutkan cenderung tambahan tinggi cepat mengadopsi inovasi fintech berbeda dengan generasi lain.

"Rata-rata orang mau tahu dulu baru adopsi, baru dipraktikkan. Hal ini terbalik, merek adopsi dulu baru literasi-nya. Hal ini kemungkinan besar tantangan baru di tempat tempat industri," ujar Ronald pada kesempatan yang mana sama.

Maka dari itu, Ronald berharap literasi fintech kepada warga lebih besar tinggi digiatkan lagi mengingat semakin banyaknya pengembangan teknologi finansial pada waktu ini, baik dalam pembayaran, peer to peer (P2P) lending, hingga keuangan digital lainnya.

Baca Juga  Pelaku UMKM Mewanti-wanti Publik perihal Pinjol Ilegal

Inovasi pada bidang keuangan yang mana dimaksud pun belum termasuk teknologi inovasi dengan menggunakan blockchain dan web3, yang yang dimaksud terkadang masih menyebabkan sejumlah orang kebingungan.

"Sekarang telah dilakukan ada teknologi blockchain juga web3, mungkin saja semata banyak orang yang loss. Saya ketemu teman-teman pada bidang keuangan semata-mata kadang-kadang masih bingung," katanya.

 

Check Also

Rupiah melemah tipis seiring bursa nantikan rilis data tenaga kerja Negeri Paman Sam

Rupiah melemah tipis seiring bursa nantikan rilis data tenaga kerja Negeri Paman Sam

Lingkar Post – Ibukota – Rupiah pada akhir perdagangan hari Hari Hari Jumat melemah tipis …