Lingkar Post – JAKARTA – Usai Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan hasil Pemilihan Umum 2024, suasana pada hidup sosial penduduk dinilai relatif aman kemudian damai. Sebab, dinamika dianggap cuma terjadi dalam tingkat elite lewat upaya hak angket DPR dan juga gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Pengamat urusan politik Ujang Komarudin berpendapat bahwa kondisi usai pemilihan raya 2019 kemudian 2024 sangat berbeda. Hiruk pikuk lebih besar banyak pada warga pada pemilihan raya 2019, sedangkan pada kali ini kegelisahan dinilainya cuma tampak di tempat elite.
“Ramai narasi di tempat elite tiada berpengaruh ke masyarakat. Karena narasi di area tingkat elite kemudian bawah berbeda. Taraf pemahaman di dalam bawah berbeda. Warga sekarang mengawasi telah ada yang menang, tinggal menanti MK,” ujar Ujang, Hari Sabtu (23/3/2024).
Ujang mengakui ada beberapa demo sebelum KPU menetapkan hasil pemilihan 2024. Menurut dia, hal itu wajar lantaran rakyat dalam negara demokrasi mempunyai hak menyampaikan aspirasi. Akan tetapi, aksi-aksi warga terbilang cukup aman juga kondusif.
“Kondisi aman, damai, juga terkendali. Tidak ada kawat berduri, tidaklah ada barakuda, itu tandanya aman serta damai. Kalau ada dorongan hak angket lalu sebagainya itu biasa, namanya juga demokrasi,” tuturnya.
Dia berharap kondisi akan terus aman lalu damai. Publik di menyampaikan aspirasi lalu perjuangan di area tingkat elite, jangan sampai berdampak negatif terhadap keberadaan sosial.
Selain itu, lanjut dia, butuh figur berjiwa besar yang digunakan mampu menerima apa pun hasil pemilu. “Masyarakat ketika ini telah bekerja, mereka itu sudah ada memberikan pilihan, tinggal mengantisipasi persidangan pada MK. Warga jangan terpengaruh narasi di area elite, tetap saja tenang serta jaga persatuan. Kalah menang itu biasa,” pungkasnya.