Lingkar Post – Bandung – Letusan atau erupsi gunung api bisa jadi menjadi daya tarik wisata bumi alias geowisata. Menurut vulkonolog dari Institut Teknologi Bandung Mirzam Abdurrachman, jenis wisata itu dapat tercapai asalkan pelaksana mengenal gunung api dengan baik.
“Tidak cuma dari tanda-tanda yang mana umum tapi juga yang digunakan baru dari gunung untuk kita terjemahkan,” ujarnya, pada Selasa 5 Desember 2023.
Dia mengawasi contoh pengembangan geowisata itu ketika studi di dalam Jepang. Prediksi jangka pendek kemudian jangka panjang dibuat sambil memantau kondisi gunung. “Ketika gunungnya batuk-batuk, itu dijual di area yang dimaksud aman akibat warga ingin melihat,” kata Mirzam.
Upaya itu menurutnya menggabungkan ilmu pengetahuan kemudian menggunakan berbagai data. Dosen Teknik Geologi ITB itu mengatakan, pemandangan paling menarik kemudian indah ketika mendaki gunung yaitu meninjau atraksi gunung api ketika meletus sambil menjaga keselamatan diri. “Ketika gunungnya meletus kita nikmati, dipakai sebagai geowisata,” ujarnya.
Berbasis mitigasi bencana, geowisata erupsi itu juga menurutnya harus dilengkapi dengan berbagai kesiapan pengelola. Misalnya jalur evakuasi lalu mitigasi bencana perlu diperjelas, serta peta bahaya bencana gunung api harus diperbarui. “Kalau gunung apinya tipe erupsi eksplosif maka kawasan rawan bencananya semakin luas, serta sebaliknya,” kata Mirzam.
Para pendaki juga perlu dibekali panduan status gunung api, juga desain lokasi aman kalau terjadi erupsi.
Sebelumnya diberitakan, Gunung Marapi yang tersebut terletak di dalam wilayah Wilayah Agam lalu Wilayah Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat, kembali meletus sejak 3 Desember 2023 pada pukul 14.54 WIB. Erupsi yang digunakan eksplosif menyemburkan abu vulkanik hingga sekitar 3.000 meter di tempat berhadapan dengan puncak gunung. Sebelumnya pada awal 2023, letusan Gunung Marapi didominasi oleh erupsi eksplosif yang berlangsung sejak 7 Januari sampai 20 Februari 2023 dengan tinggi kolom letusan berkisar antara 75 – 1.000 meter dari puncak.
Kepala Pusat Vulkanologi kemudian Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan juga Sumber Daya Mineral, Hendra Gunawan menyatakan kondisi gunung api itu diberi status level II sebagai upaya pencegahan. Kemudian merekomendasikan agar tidak ada mendekat pada radius tiga kilometer dari kawah terlibat Gunung Marapi. Namun begitu letusannya kali ini diliputi kabar duka. Sejumlah pendaki dilaporkan meninggal juga pencarian pendaki lainnya masih terus dilakukan.
ANWAR SISWADI