Related Articles
Lingkar Post – Ibukota Indonesia – Pemeran film "Siksa Neraka" Kiesha Alvaro lalu Ratu Sofya menceritakan tantangannya memerankan tokoh Fajar lalu juga Tyas yang mana digunakan bersifat pendiam, sesuatu yang dimaksud berbeda dengan karakter asli mereka.
"Fajar ini yang mana mana menurut aku agak susah untuk diikutin, karakter beliau ini sangat pendiam yang mana yang disebutkan pasti tiada aku banget akibat aku bawel, berisik, nggak dapat diem," kata Kiesha saat berkunjung ke ANTARA di Ibukota Indonesia untuk memperkenalkan "Siksa Neraka", Senin.
Karakter Fajar dalam film "Siksa Neraka" yang dimaksud yang dimaksud pendiam dan juga cuek, kata Kiesha, membutuhkan pendalaman karakter guna membentuk Fajar secara utuh.
"Alhamdulillah pasca tiga sampai tujuh hari pendekatan sejenis si Fajar ini akhirnya lumayan bisa. Aku pede sih untuk menunjukkan Fajar ini pada film ini," kata Kiesha.
Film "Siksa Neraka" juga dimainkan oleh Ratu Sofya yang tersebut yang disebutkan memerankan tokoh bernama Tyas.
"Tyas ini bukanlah aku banget dikarenakan aku juga orangnya berisik, nggak mampu diam juga, juga bukanlah orang yang mana yang dimaksud introvert justru aku yang digunakan digunakan ekstrovert banget serta juga selalu pengen diajak ngobrol, sedangkan si Tyas ini anaknya itu pendiam," kata Ratu.
Ratu mengungkapkan bahwa beliau sampai menggunakan jasa pembimbing akting dan juga tidak berbagai berbincang dengan rekan lainnya pada waktu syuting agar mendalami karakter Tyas.
"Jadi, aku sampai pada lokasi syuting pun aku masih memperlihatkan menjadi Tyas. Jadi, aku kerjanya main handphone aja, baca skenario, jadi aku sendiri diam akibat begitu cara aku bisa jadi jadi masuk ke di tempat si Tyas itu, akibat nanti kan di tempat tempat set aku akan jadi cewek yang tersebut mana kalem, pendiam, kemudian kalau ngomong iya oke iya oke aja," ujar Ratu.
"Siksa Neraka" akan tayang pada bioskop pada 14 Desember 2023. Film itu mengadaptasi komik yang dimaksud yang disebutkan sempat heboh pada 1970 hingga 1990-an.
Hal yang digunakan mana menciptakan film itu berbeda dengan komiknya, kata Kiesha, merupakan hadirnya alur cerita yang dimaksud digunakan tiada ada hadir pada komik.
"Kalau pada komik yang digunakan yang disebutkan dulu itu bukanlah ada cerita apapun, jadi semata-mata pandangan neraka aja. Jadi, ketika diangkat di dalam tempat film kami bangun cerita yang dimaksud mana segar, yang dimaksud baru," kata Kiesha.
