5 Fakta Kegagalan Israel dalam Menghancurkan Terowongan Gaza

5 Fakta Kegagalan Israel dalam Menghancurkan Terowongan Gaza

lingkarpost.com –

Jakarta – Serangan Israel ke Jalur Gaza belum usai. Kini pasukan Negara Yahudi yang dimaksud berencana menghancurkan terowongan bawah tanah yang digunakan dibuat oleh kelompok Hamas selama bertahun-tahun untuk membangun sistem inti operasinya.

Namun pasukan Israel dilaporkan belum melakukan serangan kritis terhadap pusat pertahanan Hamas meskipun sudah seminggu mengepung Kota Gaza juga juga memutusnya dari bagian selatan Jalur Gaza lewat darat.

Para ahli berpendapat bahwa memberantas jaringan terowongan Hamas dapat memberikan tantangan besar bagi tentara Israel.

“Ini akan menjadi tugas yang digunakan lambat, berat, serta memakan waktu berbulan-bulan untuk mengurangi jumlah keseluruhan agregat (terowongan) sepenuhnya, kemudian mungkin penggalian akan terus dilaksanakan seiring upaya yang digunakan dilaksanakan oleh (tentara Israel),” kata Richard Outzen, peneliti senior non-residen pada area Dewan Atlantik di tempat tempat Turki.

Berikut mengapa pasukan Israel dianggap gagal dalam menghancurkan terowongan Gaza, seperti dikutip CNBC Indonesia dari berbagai sumber.

Terowongan Terlalu Luas

Terowongan yang dimaksud mana dibuat Hamas hal itu diyakini melintasi seluruh wilayah Gaza sepanjang ratusan kilometer, serta juga para ahli memperkirakan kedalamannya berkisar antara 15 hingga 60 meter.

Mengutip Al Jazeera, pada tahun 2021, tentara Israel mengatakan bahwa ada terowongan sepanjang 300 km yang digunakan mana membentang dalam bawah jalur Gaza.

Beberapa dalam antaranya dilengkapi dengan tangki oksigen, pipa air, lalu lampu listrik. Sebuah video eksklusif dari Al Jazeera Arab pada 2021 menunjukkan koridor bertulang beton menuju kantor bawah tanah dengan saluran telepon yang mana digunakan berfungsi kemudian ruang penyimpanan senjata.

Baca Juga  Buntut Penyerangan RS Al-Shifa, Dirjen WHO Prihatian Kehilangan Kontak dengan Staf Medis

Sistem ini diyakini miliki pinggiran, dengan terowongan dangkal yang dimaksud mana tambahan mudah dihancurkan dari permukaan, serta inti yang digunakan hal itu merupakan tempat pusat komando, penyimpanan senjata, rudal.

Terowongan memungkinkan Hamas untuk melakukan serangan mendadak serta juga bergerak cepat melintasi jalur yang digunakan disebut tanpa dapat dilacak oleh Israel.

Gagal Temukan Pintu Masuk

Untuk mendapatkan posisi terowongan, Israel harus mengidentifikasi sebanyak mungkin pintu masuk yang tersebut mana ada. Untuk sistem yang digunakan diyakini memiliki panjang hingga 500 km, jumlahnya sanggup mencapai puluhan ribu.

Kebanyakan dari mereka itu tersembunyi pada tempat dalam bangunan tempat tinggal, garasi, infrastruktur industri, gudang, dalam dalam bawah tempat pembuangan sampah.

Namun Israel sudah pernah bersiap untuk mengatasi terowongan itu sejak serangan ke Gaza pada tahun 2014. Pengawasan yang dimaksud tak henti-hentinya diimplementasikan oleh drone, menggunakan software canggih yang mana hal itu menganalisis pola pergerakan juga dapat mengenali wajah individu serta mencocokkannya dengan database anggota Hamas yang yang diketahui untuk mengungkap ratusan atau ribuan pintu masuk.

Jika salah satu terowongan yang mana diketahui diserang, tak lantas menghasilkan labirin bawah tanah itu tidaklah dapat digunakan oleh Hamas. Kebanyakan terowongan mempunyai beberapa pintu masuk pada setiap ujungnya sehingga beberapa terowongan akan selalu terbuka.

Pembuat terowongan, Hamas, mempunyai keuntungan besar dikarenakan merekan mengetahui jaringan tersebut. Perangkat lunak Israel mungkin menawarkan petunjuk yang dimaksud digunakan menghubungkan pola pergerakan untuk mengungkapkan tiap titik yang tersebut terhubung, tetapi tiada ada mengungkapkan rute, arah, atau persimpangan bawah tanah.

Tak Ada Sinyal

Untuk memetakan terowongan dengan tingkat akurasi, pasukan komando Israel harus masuk ke dalam, menghadapi bahaya juga kesulitan besar.

Baca Juga  Anies Baswedan: Sudah Waktunya KPK Dipimpin Orang Berintegritas

Di bawah sana, seperti dilaporkan Al Jazeera, perangkat penentuan posisi GPS bukan ada berguna dikarenakan sinyal satelit tak dapat menembus tanah.

Solusinya kemungkinan besar menggunakan perangkat yang tersebut dimaksud menggabungkan sensor magnetik, tak terpengaruh oleh pergerakan pada bawah tanah, serta sensor pergerakan seperti yang mana digunakan dalam penghitung langkah.

Begitu berada di tempat tempat dalam, pasukan Israel kemungkinan besar akan beroperasi dengan kacamata infra merah akibat sinar lampu justru memberitahu musuh posisi mereka.

Mereka tiada akan sanggup menggunakan radio untuk berkomunikasi dengan unit di dalam dalam darat, jadi mereka harus menggunakan telepon lapangan, teknologi telepon menggunakan sambungan kabel yang digunakan sudah digunakan dari 100 tahun yang mana dimaksud lalu.

Tentara akan membuka gulungan kabel, menghubungkannya saat bergerak, sehingga makin memperlambat gerak maju. Bahkan jika dia itu tak menghadapi perlawanan Hamas, dia harus berhenti di dalam area setiap persimpangan juga menilai ke mana arah cabang-cabang tersebut.

Jalur Rumit yang digunakan dimaksud Memperlambat Gerak

Pasukan kecil Israel sudah disiapkan untuk tinggal pada setiap samping terowongan melawan jika ada serangan balik dari Hamas dalam terowongan.

Setiap kali merekan itu menemukan poros vertikal yang mana yang hampir selalu digunakan sebagai pintu masuk, mereka itu harus berhenti sejenak, memetakan posisinya, juga meneruskannya kembali ke unit dalam area atas.

Sementara unit dalam tempat permukaan harus menemukan bukaan lalu mengamankannya. Jika terowongan itu berada di dalam tempat wilayah yang tidak ada ada dikuasai oleh tentara Israel, merek harus merebutnya atau memerintahkan pembuat terowongan untuk berhenti atau memutarinya. Ini akan terulang ratusan kali.

Penuh Jebakan

Sebagian besar terowongan dilengkapi jebakan dengan alat peledak IED yang digunakan digunakan telah lama lama ditempatkan sebelumnya. Detonator yang disebut dapat dihubungkan ke detonator jarak jauh, namun juga dapat dipicu oleh detonator khusus yang dimaksud digunakan bereaksi terhadap cahaya, getaran, suara, gerakan, lalu juga bahkan peningkatan konsentrasi karbon dioksida saat ada manusia.

Baca Juga  Erick Thohir: Indonesia minta AS hentikan konflik di area Gaza

Terowongan hal yang disebut dipenuhi kabel serta kabel yang mana mengalirkan listrik, internet, telepon, kemudian jalur militer. Hamas mungkin miliki alat observasi serta pendeteksi yang mana dimaksud memungkinkan merekan itu mengetahui lokasi pasukan Israel, sehingga dia dapat meledakkan bom dari jarak jarak berjauhan tepat dalam tempat tersebut.

Pasukan Israel tiada bisa saja jadi begitu semata memotong semua kabel karena, seperti di dalam tempat film, beberapa detonator mungkin akan terpicu ketika pasokan listrik terputus.

Ledakan di area dalam terowongan terbatas berjauhan lebih tinggi besar mematikan dibandingkan dalam permukaan. Mereka menyebar lebih tinggi banyak sangat berjauhan dan juga juga menyedot oksigen sehingga yang selamat sekalipun sering kali berakhir meninggal sebab lemas.

Hamas juga dapat menyalakan senyawa pembakar yang mana menghilangkan oksigen bagi penghuninya lalu menyebar sebagai api berkecepatan tinggi atau menghasilkan asap tebal yang mana seringkali beracun.

Hal ini akan menjaga sebagian besar terowongan supaya bukan rusak, sehingga memungkinkan para pejuang Palestina itu untuk menggunakannya setelah merek memaksa musuh keluar.

Artikel Selanjutnya Efek Perang Meluas, Israel Minta Warganya Tinggalkan Turki

TOPIK Panas Perang Hamas VS Israel Ikuti Perkembangannya dalam Sini >

Check Also

Mendagri minta Pj. kepala wilayah segera penuhi anggaran pemilihan gubernur 2024

Mendagri minta Pj. kepala wilayah segera penuhi anggaran pemilihan gubernur 2024

Ibukota Indonesia – Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memohon Pj. kepala wilayah segera memenuhi keinginan …