Lingkar Post – Indonesia diprediksi akan menjadi negara ‘tempat pembuangan’ mobil konvensional pada berada dalam semakin gencarnya negar-negara maju untuk beralih ke mobil listrik.
Dalam laporan berjudul Driving Change : How Electric Vehicle Can Rise in The Global South yang dibuat oleh Carbon Tracker, Indonesia dengan 11 negara lainnya di dalam wilayah selatan bagian Bumi.
Hal ini didasari oleh sebab itu pabrikan mobil di tempat seluruh dunia tidaklah dapat lagi mengirimkan mobil konvensional di area negara-negara maju. Di mana negara-negara progresif telah terjadi setuju untuk tiada lagi jual mobil konvensional mulai 2035.
Ini berbeda dengan negara-negara di area wilayah bagian selatan Bumi yang mana belum memberikan sikap resmi menghentikan pelanggan mobil konvensional di area wilayah mereka.
“Dalam konteks ini, negara-negara selatan dapat menjadi tempat pembuangan mobil konvensional dikarenakan produsen mobil ingin menjualnya dalam tempat yang masih mengizinkan hal yang disebutkan setelahnya tahun 2035,” tulis laporan Carbon Tracker dikutipkan El Pais, Akhir Pekan (26/11/2023).
Ben Scott analis dari Carbon Tracker mengungkapkan negara-negera yang disebutkan diprediksi akan terjebak di ketergantungan pada komponen bakar fosil. Kondisi itu akan memproduksi negara-negara itu jt tergantung pada negara lain untuk keperluan materi bakar.
“Impor komponen bakar ini mengakibatkan kerugian modal juga mata uang asing di jumlah agregat besar,” kata Ben Scott.
Mirisnya, negara-negara itu justru sudah ada menghabiskan miliaran dolar setiap tahunnya untuk mengimpor unsur bakar transportasi. Dalam pandangan Carbon Tracker merekan juga tak memiliki kapasitas untuk memperbaiki dan juga akhirnya semakin memperburuk neraca perdagangan mereka.
Dari situ Ben Scott berharap agar negara-negara yang dimaksud dapat secepatnya beralih ke mobil listrik.
Minimal memverifikasi bahwa dia tak akan memasarkan mobil konvensional lagi dalam masa depan.
Menurut Carbon Tracker, peralihan mobil konvensional ke mobil listrik pada negara-negara itu dapat menghemat biaya transportasi sekitar 50 persen. Setara dengan tambahan dari USD100 miliar per tahun.
Selain Indonesia, negara-negara yang digunakan dinilai berpotensi sebagai tempat pembuangan akhir mobil konvensional pada berada dalam gencarnya peralihan ke mobil listrik adalah Argentina, Meksiko, India, Indonesia, Afrika Selatan, Uganda, Nigeria, Moroko, Kenya, Mesir, serta Aljazair.