Lingkar Post – Jakarta – Kasus pneumonia pada anak merebak pada berbagai negara namun sejumlah badan kondisi tubuh yang dimaksud memohon tak perlu khawatir berlebihan. Reaksi ini pula yang mana dulu muncul di tempat awal pandemi Covid-19.
Pada 1 Desember 2023, Pusat Pengendalian lalu Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat memberi pernyataan untuk Dr. Marc Siegel, kontributor Fox News, “Per hari ini, CDC tidaklah mengamati sesuatu yang digunakan luar biasa terkait perkara mycoplasma pada seluruh negeri tapi tetap saja mengamatinya dengan seksama.”
Menurut CDC, jumlah agregat anak yang perlu perawatan terkait pneumonia tak berbeda sangat jauh dari tahun-tahun sebelumnya pada anak 0-4 tahun serta naik sedikit pada usia 5-17 tahun. Badan kondisi tubuh dunia (WHO) pun menganggap wabah ini sebagai penyakit pernapasan bukanlah akibat virus baru.
“Mycoplasma pneumoniae adalah patogen pernapasan umum lalu pemicu umum pneumonia pada anak kemudian sanggup diselesaikan dengan antibiotik,” sebut WHO. “Berhubung datangnya musim dingin, kenaikan tren pernyakit pernapasan sudah ada diperkirakan, sirkulasi tambahan virus pernapasan mampu membebani infrastruktur kesehatan.”
Reaksi yang tersebut mirip
Reaksi ini hampir sebanding dengan awal pandemi Covid-19. Pada 27 Februari 2020, direktur CDC pada waktu itu, Dr. Robert Redfield, menyatakan kebanyakan tindakan hukum penyebaran virus Corona di tempat Amerika Serikat terkait perjalanan dari Cina. Penting untuk mengetahui virus ini tak menyebar pada warga Amerika pada waktu ini.”
Meski data menyampaikan wabah pneumonia disebabkan virus tak dikenal — termasuk RSV, mycoplasma, dan juga virus flu yang tersebut umum — para dokter juga otoritas kondisi tubuh tetap memperlihatkan membutuhkan jawaban yang dimaksud jelas. Mereka khawatir pengalaman meremehkan wabah Covid-19 dalam pada awal pandemi bisa saja terulang pada perkara mycoplasma pneumnoniae.