lingkarpost.com India menjadi salah satu sentra produksi juga distribusi produk-produk otomotif roda empat. Nama Suzuki Maruti bisa saja disebutkan sebagai contoh. Lantas sektor roda dua berlabel negeri merek sendiri antara lain Bajaj Pulsar.
Sementara Indonesia juga menjadi salah satu pusat penting pembuatan item otomotif roda empat kemudian roda dua. Mulai Toyota, Daihatsu, sampai sepeda motor Honda sebagai contohnya.
Bagaimana bila kedua negara menjalin kerja mirip di dalam sektor otomotif?
Dikutip dari kantor berita Antara, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto serta Menteri Perdagangan juga Industri India Piyush Goyal mengadakan pertemuan bilateral di tempat San Fransisco, Amerika Serikat.

Pada Selasa (15/11/2023) waktu setempat, kedua belah pihak membuka berbagai prospek kerja sebanding peningkatan perdagangan.
Yaitu di dalam sektor pertanian kemudian peternakan, ketahanan pangan, industri otomotif, energi terbarukan, serta industri pertambangan. Tujuannya sebagai upaya untuk menyeimbangkan perdagangan kedua negara.
“Kami sangat menantikan efek positif Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) terhadap perdagangan juga pembangunan ekonomi khususnya dengan Indonesia,” jelas Menteri Piyush Goyal sebagaimana dirilis dalam keterangan resmi.
Senada, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berharap hubungan antara kedua negara semakin erat serta menyatakan bahwa India merupakan mitra dagang Indonesia yang tersebut dapat diandalkan. Khususnya periode pandemi COVID-19.
“Kami sangat menghargai hubungan bilateral yang baik ini. Terkait G20, Indonesia tertarik untuk menjadi bagian dari Aliansi Biofuel Global yang mana diluncurkan pada G20 India, mengingat Indonesia adalah salah satu penghasil biofuel terbesar dalam dunia,” jelas Airlangga Hartarto.
Disebutkan India bersedia untuk berinvestasi dalam Indonesia di tempat sektor energi bersih dengan pertimbangan besarnya prospek energi baru dan juga terbarukan pada Indonesia serta adanya program Carbon Capture Storage (CCS).
Adapun program penangkapan juga penyimpanan karbon atau Carbon Capture and Storage (CCS) adalah satu-satunya teknologi yang mana mampu memitigasi lepasnya emisi gas rumah kaca (GRK) dari aktivitas pemanfaatan substansi bakar fosil pada industri.
Sedangkan Menteri Piyush Goyal mengharapkan hasil otomotif lalu farmasinya bisa jadi diterima di area Indonesia, serta mengharapkan mampu meminimalkan hambatan non-tarif bagi produk-produk India di area pasar Indonesia.