Related Articles
lingkarpost.com – Jakarta – Pertemuan Presiden Amerika Serikat Joe Biden serta juga Presiden China Xi Jinping pada Rabu (14/11) dalam San Francisco menyoroti beberapa isu yang digunakan dihadapi kedua negara, mulai dari upaya memberantas narkotika, komunikasi militer hingga kecerdasan buatan (AI).
"Percakapan (keduanya) mencakup berbagai isu penting, termasuk isu dalam dalam mana keduanya miliki pandangan berbeda," kata Direktur Senior Dewan Keamanan Nasional (NSC) AS untuk Urusan China lalu Taiwan Sarah Beran dalam pengarahan pers digital terkait pertemuan bilateral Biden-Xi yang dimaksud dipantau dari Jakarta, Jumat.
Beran mengatakan Presiden Biden dalam pertemuannya dengan Xi menyampaikan keresahan AS terhadap tindakan China yang digunakan dimaksud dianggap berbahaya juga melanggar hukum di area dalam Laut China Selatan serta juga Laut China Timur.
Biden juga menyampaikan keresahan AS atas dukungan China terhadap perang yang dimaksud dijalankan Rusia pada Ukraina, selain menekankan pentingnya perdamaian lalu stabilitas dalam dalam Selat Taiwan.
Lebih lanjut, Biden juga menyampaikan keprihatinan atas program balistik kemudian nuklir terlarang yang diimplementasikan Korea Utara, kasus dugaan pelanggaran hak asasi manusia China pada Xinjiang lalu Hong Kong.
Presiden AS itu juga menyinggung situasi yang mana digunakan terjadi dalam Timur Tengah. Biden kemudian menegaskan bahwa AS akan selalu menggalang sekutunya.
Selain menyampaikan keprihatinan atas beberapa isu tersebut, Biden juga memacu peningkatan kerja sejenis antara AS serta China pada beberapa hal yang digunakan menjadi keresahan bersama, antara lain terkait upaya memberantas narkotika.
Dalam hal itu, kedua pemimpin setuju untuk memulai kembali kerja mirip bilateral dalam pemberantasan narkotika dengan fokus khusus pada upaya mengurangi aliran komponen kimia prekursor.
"Ini penting, oleh sebab itu krisis pada 2019 terfokus pada perdagangan narkoba lalu sekarang kita melihat aliran komponen kimia prekursor dari China ke AS," kata Beran.
Kedua pemimpin, kata Beran, setuju untuk mengambil tindakan dengan memperingatkan industri kimia untuk menemukan kartel obat-obatan terlarang kemudian menjadikan sebagian dari perdagangan serta juga penyelundupan unsur kimia prekursor hal itu sebagai tindakan ilegal.
Kedua pemimpin pun setuju untuk mengeluarkan pemberitahuan publik untuk memperingatkan industri kimia kemudian setuju mengambil tindakan penegakan hukum terhadap perusahaan yang mana mana terlibat dalam perdagangan ilegal.
Selain itu, kedua pemimpin juga setuju untuk membentuk kelompok kerja yang mana memungkinkan aparat penegak hukum untuk memperluas kerja sebanding dalam pemberantasan narkotika.
Kerja sejenis lain yang dimaksud didorong dalam pertemuan antara Joe Biden lalu Xi Jinping adalah terkait upaya untuk membangun komunikasi militer tingkat tinggi. Hubungan komunikasi semacam itu, menurut Beran, sangat penting untuk mengurangi risiko kecelakaan militer atau konflik yang mana digunakan tambahan tinggi luas.
"Ini adalah bagian penting dalam mengelola persaingan. Dan sekali lagi untuk memverifikasi bahwa kita tak terlibat konflik," kata Beran.
Sementara itu, kedua pemimpin juga mendiskusikan tentang kecerdasan buatan (AI) serta setuju untuk meluncurkan perundingan bilateral mengenai risiko lalu upaya keselamatan terkait AI.
Terakhir, Beran mengatakan kedua pemimpin mendiskusikan pentingnya hubungan antara rakyat pada dalam kedua negara lalu keduanya bertekad untuk meningkatkan jumlah keseluruhan total penerbangan langsung antara AS kemudian China.
