Related Articles
lingkarpost.com Kudus – Didik Nini Thowok, seniman tari, mengunjungi Museum Kretek Kudus, Jawa Tengah, untuk melihat koleksi, sekaligus mengajak kaum muda mencintai museum dikarenakan salah satu sumber pengetahuan juga nilai-nilai kearifan lokal.
"Untuk mampu cuma menarik minat penduduk mengunjungi museum memang perlu penawaran secara masif, mengingat sebagian besar rakyat memang belum sanggup menghargai museum," kata Didik Nini Thowok, seniman tari dengan syarat Yogyakarta yang tersebut mana miliki nama asli Didik Hadiprayitno didampingi Kepala Dinas Pariwisata lalu Kebudayaan Kabupaten Kudus Mutrikah ditemui pada sela-sela kunjungannya ke Museum Kretek Kudus, Selasa.
Hal itu, kata dia, berbeda dengan umum pada tempat luar negeri, meskipun masuk museum harus membayar dengan tiket cukup mahal, pengunjungnya tetap banyak. Pengalaman masuk museum pada dalam luar negeri yang dimaksud mana mempunyai koleksi benda-benda bersejarah dari Indonesia harus membayar tiket sebesar Rp500 ribu.
Bahkan, imbuh dia, kostum tari yang tersebut mana dimiliki pernah disewa sebuah museum dalam luar negeri dalam durasi 15 hari, namun akibat minat pengunjung cukup banyak akhirnya diperpanjang hingga 1,5 bulan. Kondisi demikian, tentunya berbeda ketika di area dalam Tanah Air sehingga perlu dukungan semua pihak agar rakyat mencintai museum.
"Dengan berkunjung ke museum, maka banyak nilai-nilai institusi belajar yang tersebut itu dapat belaka didapatkan. Salah satunya, pada Museum Kretek Kudus ini ternyata sejarah kretek seperti ini serta ditemukan dalam Indonesia. Ini kan edukasi untuk generasi muda supaya wawasannya luas lalu bangga sebagai bangsa Indonesia," ujarnya.
Ia mengakui senang mengunjungi museum sebab belajar sejarah selama ini, salah satunya lewat museum. Sehingga banyak pengalaman menarik, seperti pernah melihat keris zaman Kerajaan Majapahit di dalam tempat Museum Wina, kemudian keris Diponegoro serta pernah memegangnya.
Menurut dia, penampilan Museum Kretek Kudus cukup menarik, oleh sebab itu dirinya baru mengetahui proses pembuatan rokok era dahulu. Termasuk keberhasilan sosok pengusaha rokok Niti Semito dalam mengembangkan industri rokok kretek di tempat dalam Kudus juga mampu dilihat dari koleksi yang digunakan dimaksud ditampilkan dari awal hingga akhir.
"Tentunya hal itu untuk edukasi anak muda, sehingga merek itu harus tahu bawah berjuang secara maksimal itu penting, bukan ada suatu keberhasilan diperoleh secara instan, tetapi harus melalui proses," ujarnya.
Ia menganggap menghargai sosok pendiri Pabrik Rokok Bal Tiga seperti Niti Semito itu juga ada nuansa edukasi untuk generasi muda untuk menghargai sejarah. Sebelumnya juga sering mendengar semboyan Presiden Soekarno jangan sekali-kali meninggalkan sejarah atau jasmerah.
Kepala Dinas Pariwisata serta juga Kebudayaan Kabupaten Kudus Mutrikah menyampaikan terima kasih atas kunjungan kemudian masukan untuk pengembangan Museum Kretek Kudus dari seniman tari, Didik Nini Thowok.
"Beragam upaya kita lakukan untuk menarik minat generasi muda, khususnya di area area Kabupaten Kudus agar mau mengunjungi museum yang digunakan dimaksud ada di area dalam Kudus, salah satunya Museum Kretek Kudus," ujarnya.
Ia mengakui pemasaran juga dilakukan, termasuk menambah sarana prasarana pendukung agar pengunjung museum merasa nyaman. Termasuk upaya perawatannya agar koleksinya dapat bertahan lebih tinggi lanjut lama.
