Di Masa Transisi, Kilang Pertamina Jaga Pasokan BBM juga LPG

Di Masa Transisi, Kilang Pertamina Jaga Pasokan BBM juga LPG

lingkarpost.com

Jakarta – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), subholding refining and petrochemical Pertamina, berkomitmen untuk menjaga ketahanan energi nasional melalui ketahanan penyediaan BBM, LPG lalu bahan-bahan dasar petrochemical di area dalam masa transisi energi. Produk yang dimaksud dihasilkan dari kilang sebagai bagian dari PSO juga dijaga tetap affordable untuk masyarakat, serta memenuhi aspek keekonomian.

Taufik Aditiyawarman, Direktur Utama KPI, mengatakan KPI tetap memerhatikan aspek sustainability terkait transisi energi serta keberlangsungan dari kilang ke depannya. “Ini salah satu inisiatif, makanya ada ide pengembangan kilang. Ini menjadi upaya kami untuk menjaga sustainaiblity,” kata Taufik, dikutip Rabu (15/11/2023).

KPI, kata Taufik, juga menyiapkan strategi untuk menurunkan emisi, yakni berbasis teknologi, alam, kemudian berbasis trading. Green refinery akan dilanjutkan pengembangannya, seperti pada Kilang Cilacap. KPI akan menambah footprint untuk program-program lingkungan. “Carbon trading sekarang available pada bursa. Ini dapat me-net off operasional dengan menambah daya serap carbon,” kata Taufik.

Baca Juga  Aaliyah Massaid Berduet dengan Mahalini, Suaranya Menggugah Pujian: Candu Banget!

Taufik mengatakan upaya KPI ke green lalu emisi reduction untuk mengupayakan ESG rating sebab proyek kilang yang dimaksud dimaksud tak full equity, tapi juga mencari pembiayaan dari investor. “Biasanya pertanyaan yang dimaksud mana ditanyakan dia adalah berapa rating ESG. Concern ESG maupun lingkungan sangat diperhatikan oleh pemodal maupun lender. Rating ESG kita 24,2,” katanya.

Pada masa transisi energi, kata Taufik, KPI akan memverifikasi pabrik yang dibangun terus memberikan manfaat sampai ujung. Ke depan, diversifikasi barang memang harus berkolaborasi dengan industri lain yang dimaksud bisa saja jadi mengolah hasil turunan kilang. “Ini untuk menghasilkan barang yang dimaksud bermanfaat sampai ke hilir, sehingga dapat bernilai juga memberikan benefit ke masyarakat,” kata dia.

Dadan Kusdiana, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, mengatakan berdasarkan hasil kajian dengan memperhatikan keekonomian akses pada area rakyat serta juga prospek yang dimiliki pada akhir 2060 sektor energi bukan ada mampu NZE akibat masih tersisa emisi 129 jt ton emisi.

Baca Juga  Jokowi Bertemu Bos ExxonMobil, RI Dapat Investasi Rp233 T

Berdasarkan roadmap, PLTU berbahan bakar batu bara akan berakhir sebelum 2060. Yang tersisa adalah BBM juga LPG yang tersebut mana digunakan industri. Listrik semuanya akan berbasis pada energi bersih tak akan keluarkan emisi. “PLTU akan selesai sebelum periode 2060. Untuk itu, yang tersebut dimaksud harus dipastikan adalah ketersediaan migas ada terus,” kata Dadan.

Menurut Dadan, peranan energi fosil masih penting dalam transisi energi. Minyak, khususnya BBM menjadi sumber energi dalam sektor transportasi. Kendaraan yang dimaksud menggunakan BBM didorong melakukan konversi melalui program kendaraan listrik. “Untuk kendaraan eksisting didorong dari sisi spek-nya sehingga emisinya berkurang,” kata Dadan.

Salis S Aprilian, Founde Digital Energy Asia, mengatakan renewable energy yang mana digunakan berkembang pada tempat tahun 70-an, kalau dilihat dari energy demand di tempat dalam Indonesia 2020-2050 porsi minyak memang berkurang, tapi secara kuantitas masih meningkat. Muncul apa yang digunakan dinamakan energy transition menggunakan renewable energy tapi tidaklah ada serta merta tidaklah menggunakan lagi minyak juga juga batu bara.

Baca Juga  10 Kali Bayi Tabung Baru Berhasil, Begini Potret Kebersamaan Meutya Hafid dengan Anak Semata Wayangnya

“Inilah peran gas dalam transisi, akan sangat signifikan akibat dari sisi biaya, waktu, untuk mengembangkan renewable energy tidaklah mudah lalu mahal. Bisa ditopang dengan gas,” kata Salis.

Terkait upaya agar kilang bisa jadi semata sustain pada masa transisi energi, Salis mengatakan ada beberapa langkah yang digunakan yang disebut dapat dilakukan. Pertama, harus diversifikasi produk, lalu digitalisasi sistem, decentralizing policy, serta decarbonization. “Kalau ingin kilang dalam Indonesia sustain, paling tak empat langkah inilah yang tersebut dimaksud harus ditempuh,” kata Salis.

Artikel Selanjutnya LMAN Target Setoran PNBP Rp 1,98 T Tahun Depan

Check Also

Deretan Manfaat Jalan Nyeker seperti Chris Martin Coldplay

Deretan Manfaat Jalan Nyeker seperti Chris Martin Coldplay

lingkarpost.com Jakarta – Vokalis Coldplay, Chris Martin, menghebohkan warganet Indonesia setelah membagikan momen berjalan tanpa …